Sederet Sejarah Nama Brand Terkenal Dunia, Mulai dari Google Sampai Rolex
Rolex kini merupakan brand yang awalnya memang dari Inggris dan tumbuh di London pada 1908. Tetapi, Wilsdorf memilih pindah ke Jenewa, Swiss, pada 1919. Dalam pandangan influencer di LinkedIn, Ilya Pozin, nama brand yang karen adalah memiliki kesan dan penilaian yang menarik dalam jangka waktu yang cepat.
Penelitian Universitas Harvard bahwa penilaian singkat itu terjadi dalam tiga hingga empat detik ketika bertemu dengan seseorang.
"Ketika seseorang mengatakan halo, orang sudah memiliki keputusan tentang kawan atau musuh," kata Pozin, dilansir enterpreneur.com.
Hal unik lainnya, penelitian yang dilaksanakan Society of Personal and Social Psychology, Inc menyebutkan pelanggan atau investor memiliki pengaruh dengan kelancaran pelafalan dengan nama brand.
Baca Juga: Gawat! Senator Ini Mau Acak-Acak Facebook, Google dkk Kalau Terpilih Jadi . . . .
"Hasil penelitian terhadap 700 nama perusahaan antara 1990–2004 menunjukkan 11% nama saham perusahaan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi," demikian kesimpulan penelitian tersebut.
Hal senada diungkapkan peneliti psikologi dari Universitas Michigan. Mereka menyatakan kelancaran dalam pelafalan sebuah brand memberikan kesan tertentu.
"Ketika nama brand dilafalkannya sulit, itu memberikan kesan tidak familier dan berbahaya," ujar mereka.
Penilaian tersebut memang benar. Seperti brand Zara yang didirikan Amancio Ortega.
Dia memberi nama perusahaannya seperti film pada 1964 "Zorba the Greek". Dirasa terlalu panjang, Ortega pun memikirkan nama lain. Ortega memilih menyusun ulang nama tersebut hingga terpilih Zara. Itu juga terpengaruh dengan toko pertama yang dibuka di La Coruna pada 1975 dan berjarak dua blok dari sebuah bar yang disebut dengan Zorba.
Selanjutnya, pendiri Starbucks Gordon Bowker menyusun kata-kata dengan awalan "ST" karena menganggapnya memiliki pesan yang kuat. Seseorang mengatakan ada kota tambang di Cascades dan Gunung Rainier bernama Starbo. Bowker memutuskan nama Starbucks. Masih berkaitan dengan nama brand, IKEA bukan kata yang berasal dari Swedia.
Pendiri IKEA Ingvar Kamprad memilih nama itu dari huruf depan namanya, IK dan digabungkan dengan huruf depan kota di mana dia tumbuh besar, Elmtaryd dan Agunnaryd. Sementara Rauben Mattus, imigran asal Polandia, menamakan perusahaan es krimnya Haagen-Dazs sebagai bentuk penghormatan untuk Denmark. Dia mengungkapkan, Denmark sebagai negara yang menyelamatkan orang Yahudi selama Perang Dunia II.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: