Ia sendiri mengaku mendapat keuntungan yang sangat besar dari pekerjaannya sebagai pemulung. Meski tidak mengaku secara jujur, Pris disebut-sebut memiliki pendapatan hingga Rp100 juta sebulan.
"Padahal modal awal saya pertama kali menjadi pemulung hanya Rp750 ribu. Tapi Anda lihat sendiri, saya sudah memiliki peningkatan kesejahteraan sekarang," ujar putra dari artis Catty Lengkong ini.
Selain Pris Polly Lengkong sebagai pembicara dalam acara Diskusi Publik bertema Potensi Ekonomi dari Pengelolalan Sampah Plastik tersebut, juga tampil pakar PET dari ITB Ir Ahmad Zainal Abidin; Christine Halim, Ketua ADUPI; Tyasning Permanasari, Kepala Seksi Daur Ulang Direktorat Pengelolaan Sampah Plastik KLHK; dan Endang Truni Tresnaingtyas, Direktur Bank Sampah Induk Patriot Bekasi.
Sementara itu, Tuti Karyati, seorang pemulung dari Cempaka Putih, Jakarta Pusat, juga mengakui dampak ekonomi dari daur ulang botol plastik.
"Saya setiap hari memulung botol plastik dan gelas plastik, di mana saja di tempat yang saya lewati. Saya gunakan botol dan gelas plastik hasil memulung itu untuk dijadikan kerajinan tangan," ujar Tuti yang ditemui di acara yang sama, di Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Ia mengaku bisa menghasilkan satu kerajinan tangan dari setiap 10 tutup gelas plastik. "Saya bisa menjual hasil kerajinan tangan itu Rp10.000 per buah," ujarnya. Meski tidak secara terbuka mengakui pendapatan dari hasil memulung, Tuti mengatakan. apa yang ia dapat dari hasil memulung cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Cukup. Kalau buat saya cukup banget. Dari hasil menjual kerajinan tangan itu sangat lumayan keuntungan buat saya dan teman-teman saya," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: