Demi Lawan Iran, AS Kembali Pertimbangkan Kirim 7.000 Pasukan Tambahan
Kendati demikian, Rood, yang ditanyai Komite Layanan Angkatan Bersenjata Senat, membantah laporan dari The Wall Street Journal bahwa AS mempertimbangkan untuk mengirim 14.000 tentara tambahan —setara dengan jumlah pasukan AS yang dikirim selama enam bulan terakhir.
Esper juga membantah angka 14.000 dalam panggilan telepon dengan Senator Jim Inhofe, Ketua Komite Layanan Angkatan Bersenjata Senat. Panggilan telepon itu disampaikan juru bicara Pentagon Alyssa Farah.
Ketegangan meningkat tajam dengan Iran sejak Presiden Donald Trump pada tahun lalu menarik diri dari pakta denuklirisasi dan menjatuhkan sanksi terhadap rezim Teheran, termasuk mencoba untuk memblokir semua ekspor minyak Iran.
Baca Juga: Diisukan Sebar 14 Ribu Pasukan di Timur Tengah, AS Jangan Bikin Tegang Lagi Dong!
Pada September, AS mengatakan Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap pusat pemrosesan minyak Armaco, Arab Saudi di Abqaiq.
AS juga telah waspada dengan serangan yang meningkat terhadap pangkalan-pangkalan militer di Irak, di mana demonstrasi besar yang dipicu oleh ketidakpuasan ekonomi juga menargetkan rezim ulama Iran dan pengaruhnya yang besar di negara tetangganya yang mayoritas Syiah.
"Kami beruntung tidak ada yang terbunuh. Ada lonjakan serangan roket," kata pejabat AS lainnya.
"Ini jelas bukan ISIS. Semuanya berjalan ke arah yang benar dan kisaran yang tepat," kata lanjut pejabat tersebut.
Di antara insiden itu, lima roket menghantam Pangkalan Udara Al-Asad pada hari Selasa, hanya empat hari setelah Wakil Presiden AS Michael Pence mengunjungi pasukan AS di sana.
Iran membantah terlibat dalam serangan bulan September terhadap fasilitas minyak di Arab Saudi. Sebaliknya, kelompok pemberontak Huthi Yaman yang didukung Teheran mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: