Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut bahwa persoalan di Jiwasraya sebetulnya mulai terjadi sekitar 10 tahun lalu. Menurutnya, hal tersebut tak sepatutnya hal itu disampaikan Jokowi.
"Karena tak benar, fakta-fakta yang kita temukan, apalagi jika kita merunut 10 tahun lalu, maka 10 tahun yang lalu itu Jiwasraya membukukan laba bersih. Jadi, nggak ada masalah pada 10 tahun lalu," kata Ferdinand di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Ia mengatakan seorang pemimpin seharusnya tak melempar permasalahan ke pemerintahan masa lalu. Justru Partai Demokrat menganggap, bahwa Jokowi merasa nyaman jika menyebut nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga: Gak Nyangka!! Bos Jiwasraya Pernah Jadi Orang Istana, Era Presiden...
"Jadi kalau ada masalah membawa-bawa nama SBY jadi beliau merasa aman tak ada masalah lagi. Akhirnya kami berpikiran seperti itu," ujarnya.
Kepada dirinya, SBY berpesan agar pernyataan tersebut tidak ditanggapi secara serius. SBY memahami posisi yang tengah dihadapi Presiden Jokowi. "Satu pesan dari Pak SBY kemarin agar jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan dalam hal ini, pemegang polis di asuransi ini jangan sampai menjadi korban nantinya," harapnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui kasus gagal bayar polis asuransi oleh PT Asuransi Jiwasraya (persero) bukan perkara ringan. Presiden melihat bahwa persoalan keuangan yang membelit Jiwasraya sebetulnya mulai terjadi sekitar 10 tahun lalu.
Baca Juga: Lagi-Lagi Negara Rugi, Kali Ini Akibat Korupsi Jiwasraya. Kerugiannya Bikin Mulut Menganga!
Namun, dalam tiga tahun ini kondisinya memburuk dan pemerintah berkomitmen untuk mencarikan solusinya. "Ini bukan masalah ringan. Namun, setelah pelantikan, Pak Menteri BUMN, kemarin kita sudah rapat dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan. Gambaran solusinya sudah ada. Masih dalam proses," ujar Jokowi di Balikpapan, Rabu (18/12/2019) pagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar