Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kuala Lumpur Summit Tandai Berakhirnya Cengkraman Arab Saudi untuk Dunia Muslim

Kuala Lumpur Summit Tandai Berakhirnya Cengkraman Arab Saudi untuk Dunia Muslim Kredit Foto: Antara/Agus Setiawan
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Forum Kuala Lumpur Summit di Malaysia yang baru-baru ini dihadiri oleh tiga kepala negara penting telah digambarkan sebagai "game changer" atau "pengubah permainan" dalam hubungan dunia Muslim dengan Arab Saudi. Para ahli memprediksi efek domino dari forum itu dapat menandai akhir dari cengkeraman teologis dan politik Kerajaan Arab Saudi di dunia Muslim.

Para ahli mengatakan Kuala Lumpur Summit juga merupakan langkah Perdana Menteri Mahathir Mohamad untuk mencari tempat lain guna transfer teknologi yang lebih cepat yang akan menguntungkan Malaysia —yang telah lama bergantung pada teknologi Barat yang mahal— dan efek yang menyertainya dalam bentuk kesepakatan senjata bernilai miliaran dolar.

Secara politis, seorang mantan diplomat Malaysia yang bertugas di Timur Tengah mengatakan Kuala Lumpur Summit (KTT KL) telah menyerang inti mitos yang sudah lama ada yang memaksa para pemimpin Muslim untuk secara terbuka mengikuti garis Riyadh.

Baca Juga: Waduh Arab Saudi Absen di Pertemuan Para Pemimpin Muslim di Malaysia, Rupanya Raja Salman...

"Ini pada dasarnya menghilangkan mitos ini, keyakinan bahwa Riyadh memegang kepemimpinan atas dunia Muslim karena (kerajaan) itu adalah 'khadimul haramain'," kata diplomat senior, yang meminta ditulis anonim, kepada Free Malaysia Today (FMT), Senin (23/12/2019).

Sebutan "khadimul haramain" yang berarti "pelayan dari Dua Kota Suci" telah digunakan oleh raja Saudi berturut-turut, yang menggarisbawahi pentingnya menempatkan kontrol atas Makkah dan Madinah —titik fokus dari ziarah Muslim tahunan yang melihat jutaan orang berbondong-bondong ke dua kota suci itu.

KTT KL diadakan dengan latar belakang kampanye diam-diam Riyadh di antara sekutu-sekutunya, sehingga forum itu tidak dihadiri oleh sebagian besar negara-negara Teluk dan hanya delegasi tingkat rendah yang dikirim oleh penerima bantuan Arab Saudi yang bukan Arab.

FMT, pada pekan lalu mengutip sumber-sumber diplomatik, mengatakan bahwa Arab Saudi marah setelah penolakan Mahathir agar membatalkan KTT KL. Forum ini pada awalnya merupakan upaya bersama oleh Malaysia, Pakistan dan Turki.

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan membatalkan perjalanannya untuk menghadiri KTT KL, yang dikonfirmasi oleh sumber-sumber diplomatik bahwa itu dilakukan karena negara Asia Selatan itu telah menerima bantuan miliaran dolar dari Arab Saudi sejak Imran Khan berkuasa tahun lalu

Tiga kepala negara penting yang hadir adalah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Presiden Iran Hassan Rouhani. Seperti diketahui, Iran dan Qatar saat ini sedang bermusuhan dengan Saudi.

Beberapa kalangan pro-Saudi di Malaysia, termasuk mereka yang berasal dari pemerintah sebelumnya, menyebut forum KTT KL yang tak dihadiri banyak negara Muslim adalah KTT yang gagal.

Tapi, pengamat Timur Tengah yang berpengalaman tidak setuju dengan argumen tersebut.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: