"Perusahaan-perusahaan ini, yang merupakan perusahaan terkaya di dunia, perusahaan pembuat gadget mewah ini, telah membuat anak-anak menjadi cacat dan terbunuh untuk mendapatkan kobalt murah mereka," ungkap Terrence Collingsworth, pengacara yang mewakili keluarga korban, kepada Thomson Reuters Foundation.
Kobalt adalah logam langka untuk membuat baterai listrik yang ringan dan awet. Lebih dari separuh kobalt dunia diproduksi di Kongo. Mineral ini bagian penting dari baterai lithium yang digunakan di hampir semua produk perusahaan.
Baca Juga: Gebrak Microsoft, Gaji Nadella Naik Jadi Rp602 Miliar
Sebuah studi yang dilakukan Komisi Eropa menunjukkan bahwa permintaan global untuk kobalt diperkirakan akan meningkat 7 persen menjadi 13 persen setiap tahun selama dekade berikutnya.
Menurut Walk Free dan Organisasi Buruh Internasional, lebih dari 40 juta orang diperkirakan ditawan dalam perbudakan modern, termasuk kerja paksa dan pernikahan paksa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: