Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yuk Kenalan Dulu sama GAP Sawit!

Yuk Kenalan Dulu sama GAP Sawit! Sejumlah petani mengumpulkan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk dijual kepada pengepul di Bagansiapiapi, Rokan Hilir, Riau, Sabtu (22/6/2019). Harga TBS kelapa sawit terus merosot pascalebaran di sejumlah daerah pesisir Riau seperti Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis dan Kepulauan Meranti hingga mencapai harga terendah Rp530 per kilogram. | Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid

Benih kelapa sawit yang baik yaitu benih yang memiliki kekuatan dan penampilan tumbuh yang optimal. Untuk kerapatan tanam 130 pohon per ha dibutuhkan 180 benih per ha, sedangkan untuk kerapatan tanam 143 pohon per ha dibutuhkan 200 benih per ha.

Pembukaan lahan kelapa sawit dapat dilakukan tanpa kegiatan pembakaran (zero burning) di antaranya secara mekanik atau manual dan semi-mekanik. Kegiatan penanaman dapat dilakukan apabila areal tanaman penutup tanah (legume cover crop/LCC) telah menutup sempurna minimal 40% dengan tujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan menambah bahan organik tanah.

Kegiatan pemupukan tanaman kelapa sawit memang membutuhkan biaya yang cukup besar yakni sekitar 40–50% dari total biaya pemeliharaan. Standar umum dosis pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) untuk umur tanaman 3–32 bulan yakni 100-550 gram per pohon urea; 100-300 gram per pohon TSP; 500 gram per pohon RP; 100-700 gram per pohon Dolomit; dan 50–400 gram per pohon Kieserite.

Baca Juga: Mengenang Industri Sawit di 2019, Bagaimana dengan 2020?

Sedangkan standar umum dosis pupuk pada tanaman menghasilkan (TM) berkisar antara 1,75–2,75 kg per pohon per tahun urea; 1,25–2,25 kg per pohon per tahun SP-36; 1,25 – 2,25 kg per pohon per tahun MOP; dan 1–1,5 kg per pohon per tahun Kieserite. Kegiatan pemupukan ini harus terus memperhatikan jenis pupuk, dosis, cara, waktu, dan frekuensi pemupukannya.

Tanaman kelapa sawit secara umum sudah dapat dipanen saat berumur 30 bulan. Parameter lain yang dapat digunakan dalam menentukan kategori tanaman siap panen yakni jika jumlah pohon yang sudah berbuah matang mencapai lebih dari 60%.

Pada keadaan ini, rerata berat tandan sudah mencapai 4 kg dan pelepasan brondolan dari tandan lebih mudah. Penerapan GAP dalam setiap kegiatan budi daya sawit akan mampu meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu produk sehingga daya saing dan pendapatan petani kelapa sawit juga meningkat.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: