Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potongan Materi Ini Umurnya Lebih Tua dari Tata Surya, Sebetulnya Berapa Usia Tata Surya Kita?

Potongan Materi Ini Umurnya Lebih Tua dari Tata Surya, Sebetulnya Berapa Usia Tata Surya Kita? Kredit Foto: NASA. JPL-CALTECH
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para ilmuwan menemukan butiran mineral kecil yang lebih tua dari matahari dan tata surya. Butiran itu terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu.

Beberapa butir "presolar" yang ditemukan itu berusia antara 5 miliar dan 7 miliar tahun. "Usia itu menjadikannya benda tertua yang diketahui di Bumi," tulis laporan Discover Magazine, dikutip Selasa (13/1/2020).

Baca Juga: Ilmuwan Australia Temukan Bintang Tertua di Galaksi Bima Sakti, Berapa Usianya?

Dalam penelitian yang dipublikasikan pada 13 Januari di Prosiding National Academy of Sciences ini, tim peneliti menganalisis 50 butir presolar yang mengandung mineral yang disebut silikon karbida.

Tim dipimpin oleh kosmokimiawan Philipp Heck dari Field Museum di Chicago. Sampel berasal dari meteorit Murchison yang terkenal, yang jatuh ke Bumi di Australia pada tahun 1969.

"Saya masih bersemangat tentang mengekstraksi mineral, dan mempelajari sesuatu tentang sejarah galaksi kita," kata Heck.

Butiran persolar awalnya terbentuk di ruang antar bintang yang terkondensasi menjadi debu. Para peneliti yang mengidentifikasi butir itu berpikir jika utu kemungkinan diciptakan setelah ledakan dalam pembentukan bintang yang dialami Bima Sakti sekitar 7 miliar tahun yang lalu. 

Temuan baru ini menunjukkan bahwa para peneliti dapat mempelajari meteorit untuk lebih memahami sejarah pembentukan bintang di galaksi.

Baca Juga: Planet Mars Rupanya Lebih Cepat Kehilangan Air, Bisakah Dihuni Manusia?

Ketika bintang-bintang kecil hingga menengah (dari sekitar 0,5 hingga 5 kali massa matahari) mendekati akhir hidup, bintang kecil berkembang menjadi bintang-bintang raksasa merah dan meniup lapisan luarnya. Ini menghasilkan awan materi yang indah dan mengembang, di mana para astronom menyebutnya dengan nebula planet.

Seiring waktu, materi dalam nebula planet ini mendingin dan mengembun menjadi butiran debu dan mineral. Beberapa butiran ini kemudian masuk ke dalam rumpun gas antarbintang, membantu membentuk generasi baru bintang, planet, asteroid dan sebagainya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: