Jokowi Ajak Internasional Investasi di Ibu Kota Baru, Siapa Saja yang Berpeluang?
Tidak hanya sektor ekstraksi, Bhima juga menambahkan kemungkinan UEA akan mencoba investasi di sektor pariwisata dan pendidikan. Namun UEA nampaknya tidak tertarik di sektor infrastruktur atau investasi fisik.
“Lebih ke mining extractive, hampir sama seperti Arab Saudi. Kalau China bermain di nikel, sedangkan Arab Saudi mainnya di migas,” ungkapnya.
Baca Juga: UEA Siapkan Investasi US$22,8 Miliar, Termasuk untuk Ibu Kota Baru
Keran investasi mesti dijaga
Sebelumnya pada Jumat (10/1/2020), Presiden Joko Widodo juga membuka tawaran investasi pembangunan IKN baru kepada Jepang. Presiden Jokowi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jepang dan delegasi perusahaan Jepang Softbank sebagai upaya menggenjot diplomasi ekonomi.
Bhima menambahkan pemerintah juga harus hati-hati jangan terlalu lebar membuka keran investasi. Ia khawatir investasi berlebihan dampaknya tidak sehat terutama yang berkaitan dengan infrastruktur inti, seperti gedung pemerintahan.
“Karena yang namanya pembangunan ibu kota baru, khususnya gedung-gedung pemerintahan bila dikuasakan kepada investor, nanti investor bisa menunjuk kontraktor yang mereka sukai. Maka dari segi security kan berbahaya juga, national security-nya Indonesia,” paparnya.
Bhima menambahkan para investor mungkin akan mengharapkan keuntungan yang lebih dari sekedar pembangunan gedung pemerintahan.
“Tapi kalau supporting-nya seperti energi, spbu baru, kilang itu memang bisa diserahkan pada investor. Jadi memang harus dibedakan mana sarana prasarana yang sifatnya strategis keamanan dan mana yang pendukung dari ibu kota baru,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: