Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konflik Suriah Berkepanjangan dan Makan Korban 380 Ribu Jiwa, ACT Dorong Masyarakat Turun Tangan

Konflik Suriah Berkepanjangan dan Makan Korban 380 Ribu Jiwa, ACT Dorong Masyarakat Turun Tangan Kredit Foto: Bambang Ismoyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang merupakan lembaga kemanusiaan global profesional, telah dan terus mengirimkan bantuan bagi para korban konflik yang terjadi di Suriah.

Diketahui, ACT memiliki program bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian antarsesama, khususnya para korban yang terkena dampak konflik berkepanjangan. Hal ini disampaikan melalui konferensi pers "Bersama Bela Bumi Syam Suriah" pada Jumat (17/1/2020) di Gedung Menara 165.

Baca Juga: Luaskan Distribusi Air Bersih, ACT Luncurkan Water Truck Multifungsi

Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT), Syuhelmaidi Syukur menuturkan, konflik perang di Suriah telah terjadi selama hampir satu dekade, tepatnya sejak Maret 2011 dan telah menewaskan ratusan nbu jiwa warganya.

Berdasarkan data United Nations Office for The Coordination of Humanitarian Affairs (UN OCHA) dan Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR), korban jiwa sejak tahun 2011-2019 adalah sebanyak 380.636 jiwa dan warga yang eksodus keluar Idlib dari Desember 2019-Januari 2020 sebanyak Iebih dari 350 ribu jiwa.

"Serangan dari pasukan pemerintah Suriah terus berlanjut di beberapa kawasan Idlib di Suriah meski adanya kesepakatan gencatan senjata 12 Januari antara Turki dan Rusia dalam konflik sembilan tahun Suriah," jelas Syuhelmaidi mendeskripsikan keberlanjutan konflik Suriah, Jumat (17/1/2020).

"Kami ingin meningkatkan kepedulian antarsesama, khususnya untuk saudara-saudara kita yang terkena dampak konflik yang berkepanjangan. Kami ingin kembali mengajak kesadaran umat bahwa pentingnya kita membantu saudara-saudara kita di bumi Syam," lanjutnya dalam paparan yang berlangsung di Menara 165 Jakarta.

Syuhelmaidi kembali menuturkan, musim dingin yang mencapai 4 derajat celcius menambah penderitaan warga Suriah. Tentunya, hal ini berdampak kepada kesehatan para pengungsi. Berdasarkan informasi yang diperoleh ACT, 80% pengungsi adalah perempuan dan anak-anak. Beberapa keluarga berlindung di masjid atau sekolah, tetapi ada pula yang di tenda dekat dengan perbatasan.

Terkait dengan kondisi yang terjadi di Suriah, serta beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi, ACT senantiasa berupaya memberikan yang terbaik untuk kemanusiaan. Adapun sejumlah program yang disiapkan adalah 1000 paket pangan, 2000 paket roti, peralatan musim dingin (pakaian hangat, selimut, bantal, kasur, bahan bakar, dll.), emergency house seluas 24 m2, dan 10 unit bus yang bersiaga untuk memobilisasi eksodus penduduk jika terjadi serangan.

Tidak hanya di Indonesia, pihak ACT terus bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat global dalam aksi serta program kemanusiaan yang terencana, terukur, serta tepat sasaran.

Sementara itu, Presiden ACT yakni Ibnu Khajar mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama membela Bumi Syam Suriah sebagai bentuk tindakan nyata dalam menghadapi krisis kemanusiaan global.

"Hilangnya tempat tinggal, kondisi kesehatan yang memburuk, serta cuaca yang ekstrem telah menambah derita para pengungsi di Suriah. Kini, yang mereka butuhkan adalah dukungan serta bantuan dari sahabat dermawan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: