Wah, Petugas Kesehatan di Wuhan Dipaksa Pakai Popok Gara-Gara...
Sejak munculnya wabah, ketersedian pakaian hazmat semakin menipis karena rumah sakit-rumah sakit berupaya sebisa mereka untuk menolong meski suplai peralatan pelindung seperti masker operasi dan kacamata goggles sangat sedikit.
"Kami tahu pakaian pelindung yang kami pakai bisa menjadi yang terakhir, tapi kami tidak bisa menyia-nyiakan apapun," ujar seorang dokter di Wuhan Union Hospital di Weibo.
Meski begitu, jumlah pasien yang membludak dan kerja tanpa henti yang terus berdatangan berdampak buruk pada staf medis di kota tersebut. Para dokter juga khawatir mereka juga akan terkena penyakit itu.
Ahli terapi dari Beijing, Candice Qin mengatakan bahwa seorang dokter yang bicara padanya sangat terpuruk hingga mengurung diri di apartemen setelah mengetahui dia terkena virus corona dari pasiennya. Dia bahkan tidak bisa mengatakan kepadanya orangtuanya karena dia merasa tidak bisa tertolong dan sendirian.
"Saya rasa ini adalah tekanan bagi setiap dokter dan perawat di Wuhan, baik fisik maupun mental. Kami tahu pasien cemas, tapi kita juga harus mengingat bahwa dokter juga manusia," kata Qin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: