Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pahami Mulai Sekarang! Pakar Bilang Gejala dari Virus Corona Berbeda-beda

Pahami Mulai Sekarang! Pakar Bilang Gejala dari Virus Corona Berbeda-beda Kredit Foto: Institut Mikrobiologi Akademi Sains China
Warta Ekonomi, Makassar -

Pakar kesehatan dari Universitas Hasanuddin Dr dr Irawaty Djaharuddin SpP(K) mengatakan, pasien yang terinfeksi virus corona memiliki gejala yang berbeda-beda setiap orang. Gejala yang muncul tergantung sistem kekebalan tubuh masing-masing.

“Manifestasi klinik atau gejala klinik terkait infeksi virus corona memiliki gejala berbeda-beda tiap orang. Misalnya saja jika masih dalam fase uncomplicated illness, gejala yang timbul tidak spesifik seperti batuk, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot," kata Irawaty dalam diskusi pakar yang membahas fenomena penyebaran virus corona di Gedung FK Unhas, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Baca Juga: Setiap Hari Korban Bertambah, WHO Siap Gelar Rapat Darurat Wabah Virus Corona

Irawaty menjelaskan bahwa pasien yang terinfeksi virus corona akan memiliki gejala, seperti demam dan batuk. Pada kasus lebih parah akan terjadi pneumonia atau radang paru.

"Virus corona ini akan mudah dideteksi ketika mulai menyerang saluran pernapasan dan ada gejala disfungsi organ lainnya," kata dia.

Menurut Irawaty, pemeriksaan fisik perlu dilakukan terhadap pasien yang dicurigai terinfeksi virus tersebut. Selanjutnya, dokter akan melakukan tindakan untuk meredakan gejala yang dialami pasien.

Sementara itu, dr Rizalinda Sjahril MSc PhD menjelaskan bahwa virus corona atau dalam dunia medis diberi nama 2019-nCoV merupakan virus yang menyerang saluran pernapasan manusia. Namun, reseptornya bukan hanya di saluran pernapasan, tapi di beberapa organ lainnya.

Rizalinda mengungkapkan bahwa virus tersebut memiliki kesamaan genetik dengan virus yang memicu Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Sindrom itu pernah mewabah pada 2003.

“Corona virus ini dari dulu sudah ada, dia berkerabat dekat dengan SARS," ungkap Rizalinda.

Akan tetapi, virus corona telah bermutasi dan belum diketahui jenisnya hingga disebut sebagai novel coronavirus alias virus corona jenis baru. Menurut Rizalinda, level genetik virus corona harus dilihat untuk kemudian mengembangkan vaksin guna mencegah penyebarannya.

Sementara itu, ilmuwan Australia telah berhasil memperbanyak virus corona di laboratorium dari sampel pasien yang positif terinfeksi. Ini merupakan virus corona pertama yang dikembangkan di luar laboratorium di China.

Australia telah membagikan duplikat virus corona tersebut kepada WHO dan laboratorium negara lain demi pengembangan vaksin China pun mengaku telah bekerja sama dengan Rusia dengan menyerahkan genom virus corona dalam upaya mengembangkan vaksin.

"Para ahli Rusia dan China telah mulai mengembangkan vaksin," kata konsulat Rusia di provinsi Guangzhou dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Rabu (29/1/2020)

Di lain sisi, angka kematian akibat corona terus meningkat. Kebanyakan pasien yang meninggal berusia lebih dari 60 tahun dan memiliki kondisi penyerta, menurut laporan pejabat lokal.

Pakar paru China, Zhong Nanshan, mengatakan, wabah ini belum mencapai titik puncaknya. Titik puncak wabah penyakit akibat infeksi virus corona diperkirakan terjadi dalam sepekan hingga 10 hari ke depan.

Menurut Nanshan, setelah itu diperkirakan tidak akan ada penambahan masif jumlah penderita. Saat ini, jumlah korban meninggal di China akibat infeksi virus corona telah mencapai 132 orang dan 6.000 orang lainnya terinfeksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: