Dia juga menjelaskan bahwa saat ini Bandara Internasional Banyuwangi menyediakan dua alternatif untuk memproses check in. Alternatif Pertama adalah melalui check in counter di mana penumpang yang ingin memasukkan barang bawaan ke bagasi pesawat harus memilih opsi ini.
Barang bawaan tersebut juga diregistrasi secara mandiri oleh penumpang untuk kemudian dimasukkan ke baggage handling system. Sementara itu Alternatif Kedua adalah menggunakan mesin self check in yang bisa dipilih bagi penumpang pesawat dengan barang bawaan cukup di kabin pesawat.
Di kedua alternatif tersebut, yaitu pada saat memproses di check in counter dan self check in, setiap penumpang merekam wajah mereka menggunakan alat biometric facial recognition yang tersedia. Setelah seluruh proses check in selesai, penumpang pesawat lalu menuju boarding lounge untuk menunggu keberangkatan.
Ketika waktu boarding atau naik pesawat tiba, penumpang kemudian menuju autogate untuk menempelkan boarding pass dan kemudian menjalani verifikasi melalui proses biometric facial recognition. Apabila boarding pass dan wajah sesuai dengan data, maka autogate akan terbuka dan penumpang dipersilahkan menaiki pesawat.
"Melalui biometric facial recognition maka proses boarding saat ini menggunakan autogate tanpa perlu adanya personel yang bertugas, sehingga personel tersebut bisa bertugas di area lain," pungkas Muhammad Awaluddin.
Bandara Internasional Banyuwangi sendiri disiapkan sebagai proyek percontohan sebagai bandara dengan tren global terkini, di mana penumpang pesawat atau wisatawan lebih memilih memproses keberangkatan secara mandiri melalui self check in, mobile apps serta self baggage drop.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: