Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PBB Kecam Rencana Israel Bangun Ribuan Rumah di Tepi Barat

PBB Kecam Rencana Israel Bangun Ribuan Rumah di Tepi Barat Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Utusan Khusus PBB untuk Perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov mengecam rencana Israel membangun ribuan unit rumah di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Dia berulang kali menegaskan bahwa pembangunan seperti melanggar hukum internasional.

"Saya sangat prihatin dengan pengumuman Israel baru-baru ini mengenai kemajuan pembangunan permukiman di Givat Hamatos dan Har Homa (di Yerusalem Timur), serta rencana yang mengkhawatirkan untuk 3.500 unit di daerah E1 yang kontroversial di Tepi Barat yang diduduki," ujar Mladenov pada Rabu (26/2) dikutip laman Times of Israel.

Baca Juga: Redam Konflik, Mari Kita Hormati Bersama Solusi Damai Israel-Palestina

Wilayah E1 mengacu pada derah Maale Adumim yang terletak di sebelah timur Yerusalem. Mladenov menjelaskan jika proyek E1 jadi dieksekusi maka hal itu akan memutus Tepi Barat utara dengan selatan. Dampaknya adalah merusak peluang untuk membangun negara Palestina yang layak serta berdampingan sebagai bagian dari solusi dua negara.

"Saya mendesak Pemerintah Israel menahan diri dari tindakan sepihak yang memicu ketidakstabilan dan semakin mengikis prospek untuk melanjutkan kembali perundingan Palestina-Israel berdasarkan resolusi PBB yang relevan, hukum internasional, dan perjanjian bilateral," ujar Mladenov.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menghidupkan kembali rencana pembangunan 3.500 rumah di Maale Adumim di Tepi Barat. Proyek permukiman di daerah itu ditunda pada 2012 karena adanya keberatan serta kritik dari dunia internasional, termasuk Amerika Serikat (AS).

"Kita membangun Yerusalem dan pinggiran kota Yerusalem. Saya telah memberikan instruksi untuk segera mempublikasikan deposit untuk rencana membangun 3.500 unit rumah di E-1. Ini telah ditunda selama enam atau tujuh tahun," kata Netanyahu pada Selasa (25/2) dikutip laman Jerusalem Post.

Para pejabat Palestina telah mengecam rencana pembangunan permukiman E1. "Jika dilakukan (pembangunan permukiman), ini akhir dari dua negara (Israel-Palestina)," ujar Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina Saeb Erekat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Shelma Rachmahyanti

Bagikan Artikel: