Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Global Terpukul Corona, WHO: Tenang, Jangan Panik!

Pasar Global Terpukul Corona, WHO: Tenang, Jangan Panik! Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta investor untuk tidak panik dan tetap fokus pada fakta yang ada. Pernyataan itu dikeluarkan setelah lautan merah menyapu pasar global dan mengakibatkan minggu terburuk sejak krisis finansial global 2008.

"Pasar global harus tenang dan cobalah melihat realita. Kita harus melihat angka-angka, kita harus melihat fakta-fakta, dan melakukan sesuatu dengan benar. Jangan panik. Panik dan ketakutan adalah hal yang paling buruk," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada CNBC, Senin (2/3/2020).

Menurut Ghebreyesus, dunia masih punya kesempatan untuk membendung penyebaran virus mematikan yang telah merenggut hampir 3.000 jiwa. Dia juga memperingatkan jika semua upaya itu gagal dan situasi berubah, kita harus bersiap untuk situasi terburuk karena penyakit ini bisa menjadi pandemik.

Baca Juga: WNI Positif Corona Sesalkan Jokowi Umumkan Tanpa Konfirmasi Terlebih Dahulu

"Tetapi, kesempatan untuk membendung virus ini makin sempit. Jadi kita perlu mempersiapkan diri bersama-sama menghadapi pandemik," kata Ghebreyesus.

Kasus pertama virus corona baru atau Covid-19 dilaporkan di China akhir tahun lalu. Sejak itu, virus menyebar melintasi sejumlah negara. Dalam beberapa minggu terakhir, jumlah kasus di luar China meningkat tajam, termasuk di Korea Selatan, Jepang, dan Italia (negara Eropa yang warganya paling banyak terinfeksi).

Roma kini tengah memperkenalkan langkah-langkah tambahan senilai US$3,5 miliar untuk membantu perekonomian akibat wabah ini dan berencana menaikkan target defisit. Italia berharap Brussel memperkecil pelanggaran terhadap aturan fiskal Uni Eropa.

Virus ini mengakibatkan pasar saham global berputar-putar awal minggu ini dan menyapu habis saham senilai US$5 triliun. Kondisi ini terburuk sejak krisis 2008.

Sejumlah analis percaya kepanikan tidak dibenarkan. Situasi ini bisa menjadi koreksi besar setelah sepuluh tahun long bull rally. Analis lainnya mengatakan para investor sangat khawatir akan hal ini.

Baca Juga: Israel Klaim Temukan Vaksin Corona, PDIP: Beli, Gak Buatmu Jadi Kafir!

"Saya pikir trader sangat overreacting, tak ada alasan bagi Dow (pasar saham Dow Jones) menyaksikan aksi jual besar-besaran seperti ini," kata Ketua Analis Pasar AvaTrade, Naeem Aslam, kepada RT'Boom Bust awal minggu ini.

Direktur Editorial the American Institute for Economic Research, Jeffrey Tucker berpendapat seluruh sektor dalam ekonomi global saat ini berada di bawah tekanan.

"Ini benar-benar supply dan demand yang mengejutkan," katanya. Dia tidak mengharapkan koreksi apa pun ketika pasar buka pada Senin ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: