Lebih lanjut Neta mengatakan, secara hukum, tidak satu pun barang bukti boleh dijual oleh siapa pun. Sebab, menjual barang bukti hukumannya sangat berat. Di sisi lain, jika polisi atau siapa pun dibiarkan menjual barang bukti, seperti masker, pertanggung jawaban hasil penjualan itu akan menjadi rancu dan bisa menjadi sumber fitnah bagi pihak-pihak tersebut. Sebab itu, masker tersebut sebaiknya dibagikan gratis ke masyarakat.
Baca Juga: Ombudsman ke Pemerintah: Setop Ekspor Masker dan Hand Sanitizer!
Dia menambahkan, sebenarnya sejak awal polisi sudah bisa mendeteksi dan menganalisa, apakah kasus-kasus penimbunan masker yang mereka tangkap sebuah pelanggaran hukum atau tidak. Sebab di situlah tolok ukurnya Polri yang promoter, yakni profesional, modern, dan terpercaya.
"Sehingga bisa dipastikan, jika pun masker sitaan itu dibagikan ke masyarakat tidak akan muncul masalah di kemudian hari. Kecuali jika menangkapnya bukan Polri yang promoter. Meskipun masker sitaan itu dibagikan gratis ke masyarakat, pelaku penimbunan ya harus tetap diproses ke pengadilan," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti