Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh! Pria Jepang 2 Kali Terinfeksi Virus Corona, Kok Bisa?

Duh! Pria Jepang 2 Kali Terinfeksi Virus Corona, Kok Bisa? Tim medis melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien pada kegiatan simulasi penanganan virus Corona di RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (31/1/2020). Simulasi tersebut untuk antisipasi penyebaran sekaligus melatih kesiapsiagaan tim medis rumah sakit dalam menangani pasien suspect virus Corona. | Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha

Infeksi ulang atau bangkitnya kembali virus?

Sementara kasus Covid-19 meningkat setiap harinya, ratusan peneliti berpacu mempelajari dampak virus ini pada manusia.

Pertanyaan soal kekebalan adalah salah satu faktor utama yang tak hanya membantu memahami perilaku panedmi ini, tetapi juga menyediakan jawaban tipe vaksin apa yang dibutuhkan untuk memeranginya.

Pan American Health Organization (PAHO) mengatakan, "Karena ini adalah virus baru dan kita masih mempelajarinya setiap hari, saat ini kita tak bisa mengatakan dengan yakin bahwa seseorang yang pernah terinfeksi dan sembuh, tak dapat terinfeksi lagi."

Pendapat serupa dipegang oleh ahli virologi Spanyol, Luis Enjuanes, yang memastikan bahwa ada sejumlah pasien, setidaknya 14%, yang sudah dites negatif, dites kembali dengan hasil positif.

Namun, peneliti pada Dewan Riset Nasional Spanyol (CSIC) menjelaskan kasus-kasus ini bisa jadi virus yang 'hidup kembali' ketimbang terulangnya infeksi.

"Penjelasan saya, di antara beberapa yang mungkin, secara umum virus corona ini memang membuat orang mengembangkan kekebalan, tapi respons kekebalan itu tampaknya tidak terlalu kuat."

"Maka ketika respons kekebalan melonggar, virus yang masih ada di beberapa saluran tubuh muncul kembali," paparnya.

Untuk lebih paham teori Enjuanes ini--salah seorang ahli virus yang paling banyak meneliti tentang Covid-19 di Spanyol--perlu diperkirakan bahwa virus itu tertinggal di tubuh selama tiga bulan atau lebih.

"Standarnya, seseorang yang telah terinfeksi seharusnya menjadi 0 positif, atau telah mengembangkan kekebalan. Dan jika ia telah kebal, virus seharusnya tidak muncul lagi. Namun, penginfeksinya bisa tetap ada di jaringan khusus yang mungkin tidak terpapar sistem pertahanan tubuh sebagaimana organ tubuh lainnya," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: