Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh! Pria Jepang 2 Kali Terinfeksi Virus Corona, Kok Bisa?

Duh! Pria Jepang 2 Kali Terinfeksi Virus Corona, Kok Bisa? Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha

Berbagai tipe kekebalan

Kekebalan berbeda-beda, masing-masing bergantung pada penyakitnya. Dalam kasus campak misalnya, cukup bagi pengidap untuk divaksinasi sekali saat kecil untuk bisa kebal seumur hidup.

Namun, ada virus yang vaksinnya tidak seefektif itu. Maka, orang harus menerapkan satu dosis untuk beberapa periode tertentu. Ada pula kasus di mana virus bermutasi dengan vaksin baru harus diterapkan setiap tahun. Influenza atau flu adalah salah satu dari virus jenis ini.

Ilmuwan yang khusus mempelajari penyakit jenis ini, Isidoro Martinez, memastikan bahwa sekalipun ada kemungkinan infeksi ulang virus corona, tetap saja aneh apabila itu terjadi dengan segera, seperti halnya yang terjadi pada pasien Jepang tadi.

"Yang biasanya terjadi adalah, jika kekebalan tak bertahan lama, dalam epidemi seperti ini, maka dalam setahun atau dua tahun kita bisa terinfeksi lagi. Itu yang normal," katanya.

Baca Juga: Trump Bersikap Aneh, Petinggi Iran Curiga AS yang Ciptakan Corona

"Namun jarang orang terinfeksi kembali oleh virus yang sama sesaat sesudah sembuh. Tambahan lagi kita harus ingat bahwa sepengetahuan kita, virus corona ini tidak berubah sesering virus influenza," tambahnya.

Dengan demikian, Martinez cenderung berpegang para teori serupa dengan Luis Enjuanes. "Mungkin yang terjadi dalam kasus Covid-19 adalah orang yang hasilnya tesnya positif sesudah sebelumnya negatif karena mereka korban dari lonjakan sementara infeksi itu sebelum benar-benar hilang," katanya.

Tapi para ilmuwan dari Institut Kesehatan Carlos III Spanyol memperingatkan bahwa masih banyak yang harus dipelajari soal Covid-19.

Sekalipun sementara ini terlihat bahwa orang-orang yang pernah terinfeksi mengembangkan kekebalan, tak ada kepastian bahwa mereka tak akan pernah terinfeksi lagi.

Pertanyaan ini mengganggu para ilmuwan karena ini merupakan dasar bagi perencanaan strategi kesehatan publik untuk memerangi virus corona.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: