Para penyuluh yang tergabung dalam Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostrani) terus mengawal panen raya padi dan jagung yang diperkirakan akan berlangsung pada minggu keempat Maret sampai dengan April nanti.
"Pengawalan dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui program Kostratani diharapkan dapat memberikan motivasi kepada petani pelaksana untuk menerapkan teknologi dalam budi daya tanaman pangan. Kita harapkan dengan peningkatan produksi pada akhirnya turut meningkatkan pendapatan petani," ungkap salah seorang penyuluh dari Kementan, Inang Sariati saat mendampingi penyuluh dan petani di Gorontalo.
Gorontalo merupakan salah satu sentra produksi nasional untuk komoditas padi dan jagung. Sejak akhir 2019 kemarin, para penyuluh telah melakukan pendampingan untuk memasifkan teknologi baru, yaitu tumpang sari tanaman (turiman) padi lahan kering dan jagung.
Baca Juga: Tidak Hanya Sumatera, Petani di Jawa Juga Siap Panen Raya
Pada demontration plot (demplot) turiman di Desa Ilangata Barat, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, panen diperkirakan bisa mencapai 2,83 ton per hektarenya. Varietas yang digunakan adalah Situbagendit.
Setelah panen nanti, petani berharap pemerintah melakukan percepatan penyaluran benih dari dana APBN provinsi maupun pusat. "Untuk musim tanam gaduh di Kabupaten Gorontalo Utara penanaman dimulai pada minggu pertama April 2020," ungkap Inang.
Panen raya Maret–April nanti memang menjadi salah satu fokus utama Kementan. Pengawalan dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok pangan terjamin, terutama saat Indonesia sedang menghadapi wabah Covid-19 dan meningkatnya kebutuhan jelang Ramadan dan Idulfitri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: