Perangi Corona, Ilmuwan Singapura di Garis Depan Kembangkan Tes Cepat
Kredit Foto: Reuters/China Daily
Tes ini disebut tes RT-PCR. "Ini pada dasarnya adalah mesin fotokopi molekuler. PCR ditemukan pada 1984. Dan dalam mesin saat ini, sekitar 60% waktu dihabiskan menunggu mesin PCR memanaskan dan mendinginkan," ungkap Prof Ying.
Penemuan terbaru Prof Ying dan mahasiswa PhD, Muhammad Nadjad Abdul Rahim, adalah metode baru untuk memperkuat DNA/RNA spesifik pada suhu tunggal. Sama seperti PCR, metode mereka dapat "memfotokopi" materi genetik virus jutaan kali. Perbedaannya adalah metode baru mereka dapat mencapai tingkat jutaan salinan dalam satu menit.
Salah satu alasan utamanya adalah pendekatan mereka tidak memerlukan pemanasan dan pendinginan di antara setiap langkah amplifikasi yang terkendali. Melainkan diaktifkan oleh enzim khusus yang dikembangkan di laboratorium Prof Ying.
Prof Ying mengatakan, dia dan tim ilmuwannya bekerja tanpa lelah selama sekitar enam minggu untuk melakukan tes cepat setelah CEO A* Star, Frederick Chew, memberi tantangan untuk membuat tes cepat untuk Covid-19.
Sebelumnya, A* Star telah mengembangkan tes perangkat PCR untuk digunakan di Singapura maupun di luar negeri dan telah menyerahkan tongkat estafet kepada perusahaan lokal, MiRXES, yang dapat memproduksi secara massal.
Perusahaan biotek lokal lainnya, Veredus Laboratories, mengembangkan alat tes PCR tiga jam yang digunakan di pos-pos pemeriksaan di Singapura.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: