Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia dan Sejumlah Negara Ini Manfaatkan Teknologi buat Awasi Pasien Corona

Rusia dan Sejumlah Negara Ini Manfaatkan Teknologi buat Awasi Pasien Corona Teknologi | Kredit Foto: KrAsia

Dari sistem tersebut, Sobyanin mengungkapkan, otoritas bisa melacak sopir taksi yang mengantarkan perempuan tersebut ke bandara, teman yang ditemuinya di blok apartemen, dan mengumpulkan data sebanyak 600 orang yang tinggal di apartemen perempuan China tersebut.

Dengan penggunaan sistem pelacakan lokasi, para pakar epidemiologi melihat itu sebagai hal penting untuk melokalisir wabah corona. Namun, Rusia melakukan pendekatan yang berbeda.

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin memerintahkan Kementerian Komunikasi untuk menggunakan sistem pelacak yang diambil dari data perusahaan telekomunikasi untuk orang tertentu.

Bukan hanya Rusia saja yang memanfaatkan teknologi dalam penanganan virus corona. Di Israel, lembaga keamanan Shin Bet mengubah program pengawasan keamanan menjadi pengawasan pergerakan pasien virus corona atau orang yang diduga bisa menjadi penyebar virus tersebut.

Mekanisme kerjanya sama seperti Rusia di mana data kartu kredit dan telepon dimanfaatkan untuk pemetaan. Nantinya, para pejabat kesehatan akan mengarantina orang yang pernah bertemu dengan penderita virus corona.

Shin Bet menyatakan mereka membantu otoritas kesehatan untuk mengidentifikasi dan mengisolasi lebih dari 500 penduduk Israel yang terinfeksi virus corona.

Di Korea Selatan (Korsel), pemerintah juga menggunakan data transaksi kartu kredit dan geolokasi serta rekaman pemantauan untuk memberikan informasi detail tentang pasien corona. Mereka bisa mendapatkan peta dan orang yang pernah berhubungan dengan si pasien. 

Reuters melaporkan perusahaan telekomunikasi di Uni Eropa (UE) juga telah berbagai data dengan otoritas kesehatan di Italia, Jerman, dan Austria untuk memonitor orang untuk melakukan jaga jarak.

Di Amerika Serikat (AS), dilaporkan Washington Post, pemerintah menggunakan data yang disediakan perusahaan teknologi untuk penanganan wabah virus corona.

Meski demikian, penggunaan teknologi pengenalan wajah di Rusia tetap menjadi polemik.

“Perbedaan terletak pada negara yang memiliki budaya privasi yang tinggi dan keterbatasan dalam penggunaan data,” kata Sarkis Darbinyan, pengacara Roskomsvoboda, lembaga nirlaba yang melacak kebebasan daring di Rusia.

Dia mengungkapkan, hal paling menakutkan adalah ketika epidemi berakhir pada suatu hari nanti, tapi kebijakan tersebut akan terus dilanjutkan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: