Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah diberlakukan di DKI Jakarta dan sejumlah kota satelit di sekitarnya akan menyusul pekan ini. Pekerja di sektor informal, seperti ojekĀ online (ojol) dan sopir angkutan kota (angkot) pun terkena dampaknya.
Semenjak PSBB diberlakukan, jumlah pesanan dan penumpang yang diangkut oleh ojol ataupun angkot sama-sama menurun. Begitu pula dengan pendapatan hariannya.
"Di DKI Jakarata khususnya, di mana ojol tidak boleh membawa penumpang, pesanan menurun 80%-90%. Bahkan, mayoritas teman-teman ojol malah sudah tidak mendapatĀ order," kata Ketua presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono ketika Warta Ekonomi hubungi, Selasa (14/4/2020).
Baca Juga: Tegas Anies! Ojol Gak Boleh Angkut Penumpang
Baca Juga: Derita Sopir Angkot di Hari Kedua PSBB: Kami Rugi 2x Lipat
Perlu diketahui, pesanan layanan roda dua menyumbang 70%-80% pendapatan ojol. Sudah begitu, Igun mengaku pesanan pengantaran makanan pun semakin sulit di tengah PSBB.
Ia menambahkan, "selain sulit, kita harus punya modal. Sementara, tidak semua teman ojol masih punya modal (di tengah kondisi) sekarang ini."
Dari segi pendapatan, umumnya mitra ojol bisa membawa pulang Rp200 ribu-Rp300 ribu per hari dengan dengan menempuh 12 jam kerja. Semenjak corona mulai mewabah, pendapatan itu menurun sekitar 30%-50%.
"Begitu kebijakan berkegiatan di rumah berlaku, semakin turun (di kisaran) 50%-60%. Jadi terus menyusut penghasilan kami ini," tambah Igun.
Lantas, bagaimana dengan sopir angkot?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna