Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Proyek Properti Diborong, Kinerja LPKR Kinclong

Proyek Properti Diborong, Kinerja LPKR Kinclong Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Kepala riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan, minat investor yang masih tinggi pada saham LPKR mengindikasikan persepsi investor bahwa LPKR memiliki prospek positif. Proporsi  recurring income LPKR yang besar, juga mendorong sentimen positif. Juga menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat.

Analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas menambahkan, LPKR yang memiliki bisnis inti di sektor properti, juga kesehatan, akan memiliki kinerja jangka panjang yang positif. Animo di kedua bisnis sektor itu memang masih cukup baik. Sektor kesehatan dianggap menarik karena merupakan segmen bisnis yang saat ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. "Akan ada peluang kinerjanya bisa lebih baik," kata Sukarno.

"Yang pasti, kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus corona. Asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif."

Baca Juga: Serangan Corona Makin Sadis, Saham LPKR Masih Laris Manis

Data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70% dari pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income alias pendapatan berulang, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak. Dalam jangka panjang, kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di 2020 sebagai akibat dari strategi deleverage dan kepemimpinan manajemen. 

Citi Research mencatat, penjualan Bumi Serpong Damai (BSDE ) juga mengalami kenaikan didorong penjualan tanah untuk proyek jalan tol dan peluncuran proyek properti baru. Adapun pengembang  Ciputra (CTRA) secara year on year naik 2% karena peluncuran klaster perumahan di Citra Sentul Raya.

Pengembang Pakuwon (PWON) mencatat kenaikan 2 persen year on year, yang disumbangkan oleh proyek properti baru di Bekasi. Adapun pengembang Sumareccon (SMRA) tercatat sebagai pengembang dengan kinerja negatif, minus 25% secara year on year. Penjualan lemah karena berbagai rencana peluncuran proyek tertunda, salah satunya karena kebijakan pembatasan sosial akibat Covid-19.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: