Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Jurus Startup untuk Bertahan di Tengah Badai Corona, Termasuk PHK?

4 Jurus Startup untuk Bertahan di Tengah Badai Corona, Termasuk PHK? Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Bogor -

Wabah corona telah memperlambat kegiatan ekonomi di beragam bidang usaha, tak terkecuali perusahaan rintisan (startup). Penjualan produk menurun dan berdampak pada penurunan pendapatan. Untuk mempertahankan bisnisnya, berbagai upaya pun dilakukan oleh para startup.

Berdasarkan jurnal Sekolah Bisnis Harvard yang dikutip dari Tech in Asia, ada empat cara yang diambil oleh perusahaan ketika mengatasi resesi dan krisis. Apa sajakah itu?

Baca Juga: Bukan Cuma Startup Milik Stafsus, Deretan Startup Ini Juga Didapuk Jadi Mitra Program Kartu Prakerja

1. Pencegahan (Prevention)

Langkah pencegahan fokus pada pemotongan pengeluaran secara besar-besaran. Umumnya, pendekatan ini berdampak pada penurunan kualitas produk serta kepuasan pelanggan.

Contoh dari pendekatan ini ialah ditiadakannya layanan roda dua karena kebijakan embatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah Indonesia.

Karena keputusan itu, pelanggan kehilangan akses ke layanan berbagi tumpangan roda dua. Bukan cuma pelanggan, para mitra ojol terkena dampak pula. Pesanan mereka anjlok 80%-90%, pendapatan bahkan menurun 30%-50% sejak corona mewabah, yang juga berdampak terhadap transaksi di platform Grab dan Gojek.

2. Promosi (Promotion)

Kebalikan dari pendekatan sebelumnya, langkah ini bersifat optimis. Umumnya, perusahaan yang melakukan pendekatan ini memiliki pelanggan yang mengutamakan nilai yang luar biasa.

Contohnya, promosi di layanan pesan-antar makanan yang didasari permintaan, seperti GrabFood dan GoFood di tengah pandemi. Saat para konsumen diimbau untuk diam di rumah, platform memanfaatkan peluang itu dengan memberikan penawaran berupa kode potongan harga demi mendorong peningkatan pesanan.

3. Pragmatis (Pragmatic)

Pendekatan pragmatis mengombinasikan karakteritik pencegahan dan promosi. Perusahaan yang mengambil pendekatan pragmatis umumnya mengandalkan pengurangan jumlah pegawai.

Sebagai contoh, langkah ini telah diambil oleh startup Oyo di China. Pada Januari 2020, Oyo memecat 600 karyawan di awal tahun. Akibat corona, jumlah karyawan yang terdampak PHK bertambah hingga 3 ribu dua bulan setelahnya karena ekonomi negara itu sempat memburuk.

4. Progresif (Progressive)

Melalui pendekatan progresif, perusahaan berupaya menyeimbangkan pencegahan dan promosi dengan mengevaluasi seluruh aspek dalam model bisnisnya. Dari situ, perusahaan bakal mengambil kebijakan jangka pendek untuk efisiensi biaya saat ini sampai permintaan kembali pulih, tanpa melakukan PHK.

Tiket.com merupakan salah satu perusahaan yang mengambil pendekatan progresif. Perusahaan itu memotong biaya pemasaran hingga 90%, tanpa PHK ataupun pemotongan gaji. Perlu diketahui, Tiket.com mengalami penurunan omzet sampai 75%, faktor utamanya ialah anjloknya penjualan tiket pesawat dan hotel.

Langkah serupa juga diambil oleh Kopi Kenangan yang menghindari opsi PHK. Perusahaan justru 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: