Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, angkat bicara soal video viral di media sosial Instagram yang merekam penolakan warga terhadap bantuan logistik di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
"Terkait video viral ada penolakan, yang pertama tentunya kami memohon maaf dalam proses-proses seperti ini memang adalah situasi yang sulit," ujar Ridwan Kamil di Bandung Jawa Barat, Kamis 23 April 2020.
Ridwan Kamil menerangkan bantuan senilai Rp500 ribu dari Pemrov Jawa Barat merupakan satu dari sembilan pintu bantuan untuk warga yang terdampak wabah pandemi. Sembilan pintu itu di antaranya Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, bantuan sosial (bansos) dari presiden untuk perantau di Jabodetabek, Dana Desa (bagi kabupaten), Kartu Pra Kerja, bantuan tunai dari Kemensos, bansos provinsi, serta bansos dari kabupaten kota.
"Ada hampir tujuh juta keluarga yang harus didata. Di sisi lain warga tidak bisa menunggu sehingga proses mencicil bantuan ini mungkin menimbulkan persepsi yang tidak sama bahwa bantuan itu ada sembilan (pintu) yang baru datang bantuan dari provinsi, yang pintu nomor tujuh," terangnya.
"Kepada tetangganya yang tidak kebagian di pintu nomor tujuh, mungkin dia menyangka dia tidak akan mendapat bantuan. Mispersepsi inilah yang nanti akan kita evaluasi, baik kepada RT RW, kepada PT Pos, kepada semua pihak," tambahnya.
Sebelumnya, beredar video penolakan warga terhadap bantuan di saat pandemi virus corona atau Covid-19 di media sosial Instagram @infobandungkota. Video tersebut berdurasi 45 detik tersebut tertera caption 'Warga menilak bantuan dari Pemerintah. Beluk diketahui detail eristiwa dan lokasi tersebut, tetapi dari bahasa yang digunakan diperkirakan di wilayah Jawa Barat. Apalagi, salah seorang menyebut nama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil'.
Dalam video tersebut terekam suara seorang pria menolak bantuan tersebut yang dibawa petugas dari PT. POS dengan Bahasa Sunda. "'Punten pisan yeuh ti Pos Giro cape - cape, atos kumaha da, abdi ge beban, daripada abdi janten sasaran masyarakat, mending tong sadayana ulah kengeng lah nya, ka Pak Ridwan Kamil uihkeun deui we lah'. (Maaf banget nih dari Pos Giro sudah capek - capek, mau gimana, beban ke saya, daripada saya jadi sasaran masyarakat, mending semuanya jangan dapat, ke Pak Ridwan Kamil pulangkan saja,'," ujar pria tersebut.
Dalam video tersebut, tampak penolakan dilakukan warga lainnya. Bahkan terekam suara ibu-ibu yang menolak dan menyebut memalukan. "Tolak-tolak, ngisinkeun (malu-maluin)," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: