Wabah pandemi virus corona yang melanda Indonesia membawa berkah bagi Achmad Yurianto. Tiap hari, wajah Yurianto tampil di layar kaca. Omongannya selalu jadi pemberitaan. Tak heran, Jubir pemerintah untuk corona ini makin populer. Bahkan, popularitasnya kini mengalahkan Presiden Jokowi dan Menkes Terawan Agus Putranto.
Soal popularitas Yuri mengacu pada riset yang dilakukan Lembaga Indonesia Indikator (I2) terbaru. Dalam riset tersebut, Yurianto menempati posisi top influencer dalam jajaran figur isu corona. Sementara, Presiden Jokowi berada nomor dua sedangkan Menkes anjlok ke peringkat 14.
Direktur Komunikasi I2, Rustika Herlambang mengatakan ini merupakan satu hal yang positif. Artinya, media dan masyarakat punya satu komando dalam memperoleh informasi seputar Covid-19.
"Dikaitkan dengan isu public trust, penempatan Yurianto sudah cukup baik dan situasi komunikasi relatif terkendali. Hal ini berbeda ketika pemerintah belum menunjuk Jubir Khusus untuk corona," kata Rustika di Jakarta, belum lama ini.
Rinciannya, Yuri menduduki posisi sebagai Top Influencer dengan 114.983 pernyataan dikutip media. Di posisi kedua, Presiden Jokowi dengan 98.273 pernyataan. Setelah Jokowi, ada nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 42.020 pernyataan. Lalu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 33.834 pernyataan.
Selanjutnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 25.477 pernyataan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 21.198 pernyataan, serta Ketua BNPB Doni Monardo 16.355 pernyataan. Di posisi ke-9 terdapat nama Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan 13.909 pernyataan, dan Kabid Humas Polda Metro Jaya Yusri Yunus di posisi ke-10 dengan 11.463 pernyataan.
Rustika menilai, sejauh ini komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah semakin membaik. Meskipun beberala kali dibumbui dengan kontroversi antar pejabat yang di-framing kurang adanya koordinasi. Hal tersebut dapat memunculkan sentimen negatif untuk pemerintahan Jokowi.
Rustika mengaku dalam situasi kontingensi seperti saat ini, upaya untuk membangun public trust melalui media tidak bisa dilakukan dengan gaya yang biasa-biasa saja.
"Perlu ada suatu upaya sehingga masyarakat punya mercusuar atau petunjuk arah yang pasti, jelas, dan tajam. apalagi di masa pan demi semacam ini," tuturnya.
Pesan yang kuat menjadi sesuatu yang sangat penting, terutama pesan kuat yang disampaikan oleh strong leaders.
"Hal ini penting mengingat rasa keingintahuan masyarakat sangat besar. Mereka membutuhkan sebuah arahan untuk bertindak, berlaku, dan khususnya akan meyakinkan masyarakat akan masa depan mereka," ucap Rustika.
Dia menjelaskan, isu Covid-19 tak hanya mendominasi pemberitaan media online, namun juga menarik perhatian publik Tanah Air. Sepanjang 2 Maret hingga 26 April 2020 terdapat 1.336.363 berita terkait corona dari 2.623 media daring berbahasa Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: