Nilai tukar rupiah berdarah-darah sepanjang perdagangan spot kemarin, Senin (4/05/2020). Dengan depresiasi lebih dari -2,50%, rupiah harus berakhir pada level Rp15.100 per dolar AS dan menjadi mata uang paling lemah di Asia.
Pelemahan itu pun berlanjut pada Selasa (5/05/2020), di mana mata uang Garuda itu sempat jatuh hingga ke level terdalamnya di angka Rp15.143 per dolar AS. Hingga pukul 09.35 WIB, rupiah perlahan bangkit dengan apresiasi sebesar 0,08% ke level Rp15.088 per dolar AS.
Baca Juga: Sulit Bergerak, Rupiah Tertahan di Level Terbawah Asia
Kehati-hatian global terhadap pernyataan Trump kepada China membuat rupiah tak dapat bergerak bebas. Alhasil, pagi ini rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Setidaknya, arupiah tak berdaya di hadapan tiga mata uang global, yakni dolar Australia (-0,38%), poundsterling (-0,11%), dan euro (-0,02%).
Baca Juga: Mahadahsyat Trump, Jungkir Balikkan Rupiah dan Mata Uang Global di Hadapan Dolar AS!
Pergerakan rupiah di Asia juga cenderung tertekan. Sebagai mata uang terlemah ketiga setelah dolar Hong Kong (0,15%) dan ringgit (0,09%), rupiah melemah di hadapan won (-0,16%), dolar Singapura (-0,16%), yuan (-0,09%), dolar Taiwan (-0,08%), yen (-0,04%), dan baht (-0,02%).
Kendati begitu, nasib rupiah jauh lebih baik daripada dolar AS. Mata uang Paman Sam itu saat ini memerah di hadapan mata uang global, termasuk dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, dolar Kanada, franc, yuan, won, yen, dolar SIngapura, baht, dan dolar Taiwan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih