Kacau! Di Era Kepemimpinan Trump, Sikap Rasialis Terbukti Semakin Terasa di AS karena...
Aksi unjuk rasa dan kerusuhan yang terjadi di berbagai kota di Amerika Serikat memasuki hari keenam sebagian disebabkan karena kebijakan dan berbagai penyataan Presiden Donald Trump sebelumnya.
Pengamatan tersebut disampaikan oleh Didi Prambadi, wartawan senior asal Indonesia yang tinggal di Philadelphia, Amerika Serikat, dalam percakapan dengan wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya, hari Senin (1/6/2020).
Baca Juga: Seperti Apa Rasisme di AS? Begini Kesaksian Orang-orang Asia yang Tinggal di Negeri Paman Sam
"Sikap rasialis makin terasa di kalangan rakyat biasa sejak Trump berkuasa," kata Didi yang sekarang mengelola penerbitan bernama Indonesian Lantern, majalah online dalam bahasa Indonesia untuk komunitas Indonesia di sana.
"Pernyataan yang dikeluarkan Trump selalu memberi angin bagi kaum supremasi putih. Dan menyudutkan warga kulit hitam dan minoritas," tambah Didi yang pernah juga menjadi koresponden majalah Tempo.
Aksi protes dan kerusuhan yang berlangsung sekarang bermula dari tindakan polisi berkulit putih, Darek Chauvin di Minneapolis, yang dituduh menyebabkan kematian George Floyd.
Saat kejadian kaki Darek menekan leher George dan membuatnya tidak bisa bernapas dan meninggal. Kejadian itu direkam oleh beberapa orang dan terlihat George sempat memohon beberapa kali untuk dilepaskan karena dia tidak bisa bernapas, sebelum kemudian terkulai lemah.
Dicontohkan oleh Didi, awalnya Presiden Trump mengatakan George Floyd patut diperlakukan dengan adil.
"Belakangan Trump bilang kalau perusuh masih marak, tembak saja. Ini seakan menyulut bensin lagi, makin tersulut dan tak terkendali," tambah Didi lagi.
Dalam observasi Didi yang sudah tinggal lebih dari 20 tahun di Amerika Serikat, sikap rasialis masih terasa di kalangan rakyat biasa sejak Trump berkuasa, dengan adanya berbagai konflik di supermarket atau Mcdonald yang makin banyak.
"Olok-olok apalagi bullying makin menjadi-jadi. Warga kulit hitam yang merasa tertekan oleh putih makin menekan kalangan Asia dan China," katanya.
"Di kereta subway ada warga kulit hitam menyemprotkan cairan disinfektan ke penumpang Asia,"
"Kulit hitam juga ada yang tidak mau duduk dekat warga Asia atau ada yg tak mau dilayani pelayan Asia," katanya lagi.
Didi tinggal di Philadelphia di negara bagian Pennsylvania yang juga menyaksikan adanya gelombang protes dan kerusuhan selama beberapa hari terakhir.
Sejauh ini menurut Didi, keadaan di kota tersebut cukup aman, setelah diberlakukan larangan keluar rumah dan juga diturunkannya ratusan polisi untuk menjaga keamanan.
"Secara umum begitulah keadaan umumnya di kota-kota besar di Amerika," katanya.
"Sebenarnya tidak ada serangan fisik ke pihak tertentu. Mereka hanya menjarah toko-toko sepatu, pakaian. Mungkin memanfaatkan keadaan," kata Didi lagi.
Kepolisian Philadelphia hingga saat ini dilaporkan telah menahan 270 orang.
"Sejauh ini tidak ada korban tewas. Hanya luka-lika ringan karena jatuh diburu polisi atau saling dorong dengan petugas,"
Salah satu bintang bola basket paling terkenal di dunia, Michael Jordan juga memberikan komentar mengenai tewasnya George Floyd.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: