Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Insiden Tewasnya George Floyd Membakar Semangat Negara-negara Lain buat Serang Balik Trump

Insiden Tewasnya George Floyd Membakar Semangat Negara-negara Lain buat Serang Balik Trump Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria

Turki

Di Turki, menurut tajuk utama harian Yeni Safak yang pro dengan pemerintah setempat, demonstrasi di AS menandai "Berseminya orang-orang Amerika keturunan Afrika".

Media pro-pemerintah Sabah melaporkan "pemberontakan `Aku tidak bisa bernapas` menyebar", mengacu pada kata-kata terakhir George Floyd.

Koran-koran Turki juga melaporkan cuitan Presiden Erdogan tentang George Floyd, mengatakan dia sangat sedih dengan kematiannya, yang dia klaim adalah hasil dari "pendekatan rasis dan fasis".

Di media sosial Turki, pengguna yang pro pemerintah membandingkan kritik atas intervensi polisi Turki dalam sebuah demonstrasi di negara itu, dengan apa yang sedang terjadi di Amerika, dengan salah satu di antara mereka mengatakan, "AS membayar harga dari dosa-dosa mereka."

Selama gerakan demonstrasi besar terakhir di Turki, yang dipicu oleh rencana pembangunan di Taman Gezi Istanbul pada 2013, para pejabat AS menyuarakan keprihatinan mereka atas laporan pengerahan pasukan polisi yang berlebihan, menyerukan pemerintah Presiden Erdogan untuk menghormati hak untuk berkumpul.

Akan tetapi kritik terhadp AS juga memicu respons dari pengguna media sosial di Turki yang lain, yang menuding Presiden Erdogan dan pendukungnya bermuka dua.

Dalam forum debat daring populer, Eksi Sozluk, seorang pengguna mengingatkan Erdogan bahwa dia adalah presiden dari sebuah negara di mana seorang anak tewas setelah kepalanya dipukul dengan tabung gas air mata, merujuk pada Berkin Elvan yang berusia 13 tahun, yang terbunuh dalam protes pada tahun 2013.

Pengguna lain menunjuk pada standar ganda Turki sendiri yang menjadi vokal tentang rasisme di AS, sementara "tetap diam" terhadap kekerasan di provinsi berpenduduk Kurdi di Turki.

"Para rasis bangsa saya yang menentang rasisme di AS, apa kabar Anda hari ini? Jika kecaman Anda terhadap AS telah berakhir, izinkan saya membawa Anda ke Mardin," kata wartawan Nurcan Baysal, seraya membagikan kuburan massal yang baru saja ditemukan di kota Mardin, di mana jenazah sekitar 40 orang ditemukan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: