Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ngeri! 878 Babi Ternak Mati Mendadak di Palembang, Kena Flu Babi?

Ngeri! 878 Babi Ternak Mati Mendadak di Palembang, Kena Flu Babi? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palembang, drh. Jafrizal mengatakan Pemerintah Kota Palembang tengah menyelidiki kasus kematian mendadak 878 babi ternak. 

Dokter Jahrizal menuturkan telah mengirimkan sampel swab ke Balai Veteriner Lampung untuk diuji sambil menyelidiki dugaan 878 ekor babi tersebut masuk secara ilegal. 

Baca Juga: Corona Belum Reda, Ilmuwan China Rilis Peringatan Wabah Flu Babi!

Diduga, babi di kawasan Talang Buruk, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota Palembang itu terserang penyakit demam babi Afrika atau Africa Swine Faver (ASF). 

Biasanya dugaan penyakit AF memiliki tanda fisik, menurut Jahrizal, tubuh fisik babi saat mati akan mengalami pendarahan di bagian telinga, bawah kulit, dan kaki. 

Menurut laporan peternak, semula beberapa babi mati pada Maret 2020. Namun peternak menganggapnya hal biasa. Pada akhir Mei 2020, ratusan babi mati mendadak dengan gejala serupa sehingga peternak menginformasikannya kepada pihak terkait.

Akan tetapi, ratusan bangkai babi itu langsung dikubur peternak agar tidak meluas sehingga petugas tidak sempat mengambil sampel langsung. Namun, sampel swab kandang seperti air minum babi dan kotorannya masih dapat diambil untuk diuji.

Menurut Jafrizal, probabilitas kematian babi yang disebabkan ASF memang terbilang tinggi, tetapi tidak sampai menular ke manusia seperti flu babi (H1N1) dan masyarakat tidak perlu khawatir.

Selain mengirimkan sampel, dia juga menyelidiki asal datangnya babi sebab peternak hanya mengambil dari pengepul dan keterangand dari pengepul belum bisa digali sehingga diduga masuk secara ilegal.

"Kami tanyakan apakah babi-babi itu ada surat izinnya atau tidak, karena kalau ada suratnya pasti Dinas Peternakan Sumsel mengizinkan dan harus lewat rekomendasi kami, tetapi selama ini kami tidak pernah terima rekomendasi untuk masuknya babi itu," kata Jafrizal.

Dia memperkirakan, babi yang mati mendadak itu berasal dari Medan atau Lampung, sebab di dua wilayah tersebut sudah tercatat adanya temuan kematian babi akibat ASF yang jumlahnya lebih besar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: