Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hubungan Hindu-Muslim di India Memburuk, Sejak Kapan?

Hubungan Hindu-Muslim di India Memburuk, Sejak Kapan? Kredit Foto: Reuters/Amit Dave
Warta Ekonomi, Jakarta -

India adalah rumah bagi sekitar dua ratus juta Muslim, yang sebagian besar diidentifikasi sebagai Sunni. India menjadi salah satu populasi Muslim terbesar di dunia tetapi minoritas di negara yang didominasi Hindu.

Muslim membentuk sekitar 15 persen dari populasi. Sementara Hindu membentuk sekitar 80 persen. Komunitas Muslim di negara ini beragam, dengan perbedaan bahasa, kasta, etnis dan akses ke kekuatan politik dan ekonomi.

Baca Juga: Kembali Panas, China Pasang Senjata Anti-Tank di Perbatasan India

Sejak kemerdekaan India, Muslim telah menghadapi diskriminasi, prasangka, dan kekerasan sistematis, meskipun ada perlindungan konstitusional.

Para ahli mengatakan, sentimen anti-Muslim telah meningkat di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dan Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa.

Kepemimpinan BJP ini telah mengejar agenda nasionalis Hindu sejak mengambil alih kekuasaaan pada 2014.

Sejak terpilihnya kembali Modi pada 2019, pemerintah telah mendorong kebijakan kontroversial yang menurut para kritikus secara eksplisit mengabaikan hak-hak Muslim dan secara efektif dimaksudkan untuk mencabut hak jutaan Muslim. Tindakan tersebut telah memicu protes di India dan menuai kecaman internasional.

Dalam artikel berjudul "Muslim India: Populasi yang Semakin Marjinal" yang diterbitkan di laman Council on Foreign Relations (CFR), dilansir pada Jumat (21/8/2020), para cendekiawan mengatakan bahwa sejumlah permusuhan antara Hindu dan Muslim di India dapat ditelusuri kembali ke pemisahan dari British India pada 1947. 

Hancur secara ekonomi setelah Perang Dunia II, Inggris kekurangan sumber daya untuk mempertahankan kerajaan mereka dan pindah meninggalkan anak benua itu.

Pada tahun-tahun sebelum pemisahan, Partai Kongres Nasional India, di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru, mendorong kemerdekaan. Mereka mengorganisasi pembangkangan sipil dan protes massa terhadap pemerintahan Inggris. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: