Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iran, Dimusuhi Negara Arab Berjasa untuk Intifada Palestina?

Iran, Dimusuhi Negara Arab Berjasa untuk Intifada Palestina? Pasukan militer Iran. | Kredit Foto: IStock

Bahkan, berkaca pada perang Gaza selama 50 hari di Musim Panas 2014, Shalah juga mengklaim bahwa tanpa bantuan strategis dan efisien dari Iran, perlawanan dan kemenangan di Gaza tidak akan mungkin terjadi. 

Dukungan Iran untuk perlawanan Palestina lebih menonjol setelah Intifada Kedua pada 2000, yang dikenal dengan sebutan Intifada Al-Aqsa, setelah perdana menteri Israel saat itu, Ariel Sharon, melakukan kunjungan provokatif dan dijaga ketat ke situs yang diperebutkan itu. 

Menurut situs web Kementerian Luar Negeri Israel, keterlibatan langsung Iran di wilayah Palestina dapat ditelusuri dalam Intifada Kedua.

Saat itu ratusan warga Palestina yang terluka selama pemberontakan menerima perawatan medis di Iran. Selama dirawat di sana, beberapa dari mereka diberikan pelatihan intelijen atau menjalani pelatihan militer. Pasokan dan dukungan operasional yang diberikan untuk gerakan perlawanan merupakan keterlibatan tidak langsung Iran.

Dari semua gerakan perlawanan Palestina, PIJ adalah faksi terbesar kedua di Gaza setelah Hamas. Tetapi digambarkan sebagai militan yang memiliki ikatan ideologis yang lebih kuat dengan Iran. Meski demikian, pendanaannya dilaporkan secara sederhana dibandingkan dengan Hamas dan Hizbullah.

Keberadaan PIJ juga sempat dibatasi pada 2015 karena tidak ada kesepakatan dalam mengutuk agresi militer Arab Saudi di Yaman terhadap pasukan pimpinan Houthi, yang merupakan bagian dari poros perlawanan Iran.

Hal itu menyebabkan Iran mengalihkan fokus pada kelompok sempalan PIJ, yang terdiri dari anggota PIJ yang mengadopsi Mazhab Syiah, dengan membentuk gerakan Al-Sabirin yang beroperasi di Gaza sejak 2014. Tentu saja, kelompok ini dengan sendirinya berselisih pada beberapa kesempatan dengan Hamas dan Sunni lainnya.

Gerakan Al-Sabirin dilaporkan telah mendirikan sel-sel di Tepi Barat dan Yerusalem. Namun demikian, PIJ terus mendapat keuntungan dari dukungan Iran hingga hari ini, dan terkenal sebagai salah satu dari sedikit kelompok Arab Sunni yang mendukung Iran selama peperangan dengan Irak.

Hamas, yang dianggap Iran sebagai bagian dari poros, telah menjalin hubungan di awal 1990-an dengan Teheran, menyusul pengakuan Organisasi Pembebasan Palestina atas Israel. 

Kemenangan pemilihan Hamas pada 2006 di Jalur Gaza, yang saat ini masih diperintah Hamas, telah membantu mempercepat dukungan Iran, termasuk menyelamatkan Otoritas Palestina yang hampir bangkrut di Jalur tersebut, di samping bantuan militer dan pelatihan untuk sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: