Kenapa Napoleon tak ditahan? Karopenmas Polri Brigjen Awi Setiyono menjelaskan, Napoleon kooperatif dalam proses pemeriksaan. Awi menyebut, ketiganya mengakui telah menerima uang dari Djoko Tjandra. Namun, Awi tidak merinci berapa uang yang diterimanya.
“Kami tidak bisa sampaikan di sini (nominal), terkait uang yang diterima ini. Masih akan diklarifikasi dengan alat bukti lainnya,” tutur Awi.
Awi pun membantah dugaan Napoleon tidak ditahan karena merupakan seorang perwira tinggi, jenderal bintang dua. “Tidak. Murni semua proses penyidikan, semua hak prerogatif (penyidik),” bantahnya.
Kemarin, Napoleon juga kembali diperiksa. Tapi kali ini, sebagai saksi untuk tersangka lainnya. Selain Napoleon, penyidik juga men jadwalkan pemeriksaan terhadap tiga tersangka lainnya, yakni Prasetijo, Tommy, dan Djoko Tjandra. “Tiga tersangka sudah hadir kecuali tersangka atas nama TS,” tutur Awi.
Sehari sebelum pemeriksaan, penyidik juga telah melakukan rekons truksi tentang dugaan gratifikasi itu. Rekonstruksi dilaksanakan berda sarkan rekaman CCTV di lantai satu Gedung TNCC Mabes Polri.
Kejagung juga terkesan memberi perlakuan berbeda kepada jaksanya yang terjerat kasus dugaan gratifikasi pengurusan Peninjauan Kembali (PK) dan fatwa Mahkamah Agung (MA) Djoko Tjandra, yakni Pinangki Sirna Malasari.
Persoalannya, meski sudah ditahan, jaksa yang dicopot dari jabatan Kepala Sub Bagian Pemantauan dan Evaluasi II pada Biro Perencanaan Kejagung itu tidak pernah terlihat pakai rompi tahanan warna pink yang biasa digunakan para tahanan korps adhyaksa.
Fenomena ini dapat kritikan Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman. Menurutnya, berbeda dengan kasus lain, Pinangki tidak pernah kelihatan ditampilkan dengan rompi tahanan. Berbeda dengan tahanan Jiwasraya misalnya. Para tersangkanya ditampilkan. Dibawa dari gedung bundar ke rutan belakang dengan mengenakan rompi.
“Nah Pinangki ini belum pernah kan, jangan-jangan memang belum pernah diperiksa, jangan-jangan juga tidak ditahan di belakang gitu kan? Hanya kesempatan tertentu aja seperti kemarin ada polisi ada di situ,” ujar Boyamin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil