Tak heran bila menuju ke makam yang berada di tingkat sembilan, pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu menapaki anak tangga dan melewati sembilan pintu gerbang. Masing-masing pintu gerbang itu memiliki asma atau nama, yakni Gapura, Krapyak, Pasujudan, Ratna Komala, Jinem, Rararog, Kaca, Bacem, dan Teratai.
Sebagai ulama yang dihormati oleh para ulama pendahulu dan saat ini, saat memasuki komplek makam Sunan Gunung Jati, alumni PMII itu melakukan apa yang seperti dilakukan oleh para peziarah lainnya, yakni melepaskan alas kaki. Di depan pusara dari ulama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Barat, pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu memanjatkan doa dan tahlilan selama 90 menit.
Ziarah kubur yang dilakukan oleh Jazilul Fawaid dikatakan bukan hanya sekadar melakukan ritual ibadah buat diri dan keluarganya saja.
“Di setiap makam dari para ulama besar, saya selalu memanjatkan doa agar negeri ini selalu diberkahi oleh Allah,” ujarnya. “Saya juga mendoakan agar kita semua segera terbebas dari wabah Covid-19 beserta dampak-dampaknya,” tambahnya.
Ia berharap jangan sampai karena pandemi Covid-19 membuat kita hilang kesabaran, muncul sikap saling tuding bahkan saling menyalahkan. “Para tokoh dan pemimpin perlu menjaga sikap kebersamaan dan kegotong royongan,” harapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: