Proyeksi ekonomi Sumut diprakirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya dan diperkirakan tumbuh pada skenario sangat berat, yaitu pada kisaran 0,3% - 0,7% (yoy) dengan asumsi penurunan PDB Dunia dan harga komoditas yang jauh lebih dalam dari sebelumnya.
Baca Juga: Ramalan BI Soal Rupiah dan Deflasi di Pekan Pertama September
Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan bahwa skenario yang sangat berat itu ada beberapa dampak, yakni adanya dampak langsung perdagangan internasional akibat pertumbuhan ekonomi Tiongkok turun 5% dari baseline.
"Kemudian dampak langsung penurunan devisa wisman akibat penutupan pintu masuk bagi wisman selama 9 bulan. Dampak dari penurunan pertumbuhan PDB Dunia turun 3,4% dari baseline serta penyesuaian harga komoditas ekspor utama di pasar internasional," katanya, Senin (7/9/2020).
Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara masih berpotensi untuk tumbuh lebih kuat lagi dengan kebijakan pemulihan ekonomi yang tepat sasaran dibarengi dengan penanganan kesehatan yang optimal.
"Dalam penanganan kesehatan perlu diperkuat untuk mencegah risiko terhambatnya kegiatan ekonomi," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: