WE Online, Jakarta - Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) Tri Widjajanto mengatakan perhelatan Konstruksi Indonesia 5-7 November (KI'14), yang mempertemukan seluruh masyarakat jasa konstruksi akan mematangkan persiapan Indonesia menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
"Melalui ajang ini, para pelaku konstruksi nasional diharapkan dapat bertukar pikiran dan membangun kerja sama dalam mewujudkan konstruksi berkelanjutan," kata Tri pada keterangan pers Konstruksi Indonesia 2014, Jakarta, Kamis (5/6/2014).
Tri mengatakan Indonesia akan memanfaatkan perhelatan ke-12 ini untuk meningkatan daya saing pelaku konstruksi nasional, baik tenaga terampil dan pekerja profesional, khususnya di kawasan ASEAN.
Dalam perhelatan yang menargetkan lima ribu pengunjung dari berbagai kalangan itu, terdapat sembilan kegiatan utama yang di antaranya yakni Sarasehan Pekerja Konstruksi, Penghargaan Kinerja Proyek Konstruksi, Seminar Konstruksi Indonesia dan berbagai lomba untuk para tenaga konstruksi.
Wakil Menteri PU Hermanto Dardak mengatakan jumlah insinyur Indonesia yang tersertifikasi di tingkat ASEAN harus naik, setidaknya mencapai 340 orang menjelang MEA, dari 140 orang pada saat ini.
Dia menambahkan sektor konstruksi tetap menjadi salah satu sektor prioritas pemerintah, sejalan dengan Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Menyambut pasar bebas MEA, Hermanto menekankan bagi setiap Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing (BUJKA) harus menggandeng Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional (BUJKN) yang berkualifikasi besar dengan skim "joint operation" atau "joint venture".
Batasan penyertaan modal asing saat ini dibatasi 55 persen untuk kontraktor dan 51 persen untuk konsultan.
"Batasan itu akan menjadi 70 persen setelah terbentuknya MEA pada akhir 2015," ujarnya.
Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU, Hediyanto W Husaini, menambahkan Konstruksi Indonesia 2014 akan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pelaku konstruksi nasional, serta sebagai ajang promosi dan perluasan jaringan bisnis konstruksi.
Nilai pasar konstruksi Indonesia, menurut Hediyanto, mencapai RP500 triliun, sedangkan pasar konstruksi kawasan ASEAN sebesar Rp1.600 triliun. (Ant)
Foto: SY
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait:
Advertisement