Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KOL Stories: Mengatur Keuangan Keluarga Baru di Tengah Resesi

KOL Stories: Mengatur Keuangan Keluarga Baru di Tengah Resesi Kredit Foto: Unsplash/Micheile Henderson

Bagaimana cara mengelola keuangan bagi keluarga yang baru saja menikah?

Kalau di Finansialku, kita ada piramida perencana keuangan, dan fokus pada keamanan keuangan. Artinya kebutuhan pasangan muda ini dalam setahun ke depan sudah terpenuhi. Ciri-cirinya apa kalau kita aman keuangan? Satu, pemasukan keluarga lebih besar dari pengeluaran. Yang kedua, usahakan punya dana darurat. Biasanya pasangan muda belum punya dana darurat, ya begitu menikah jangan buru-buru punya anak, amanin dulu keuangannya. Paling tidak kalau sudah menikah, tapi belum punya anak, itu sembilan kali pengeluaran bulanan. Jadi kalau pengeluaran bulanannya Rp5 juta, berarti dana daruratnya Rp45 juta.

Kemudian, kalau punya utang, ya sudah open saja ke pasangannya, dan cari solusi untuk selesaikan utang. Yang keempat, pasangan muda itu perlu review insurance-nya. Ketika seseorang sudah menikah, artinya ada orang yang bergantung hidup ke pemasukkan cowok juga. Berarti ada yang harus di-protect. Asuransi kesehatan, penyakit kritis, asuransi jiwa perlu di-review kembali. Baru setelah itu mereka punya mimpi bersama seperti punya anak atau berlibur.

Apa saja problem-problem keuangan yang biasa menjerat pasangan baru?

Masalah yang biasanya diceritakan ketika pasangan baru menemui financial planner, mereka tidak membuka masalah keuangan mereka kepada pasangan dari awal. Jadi, ketika menikah, pasangannya baru tahu kalau pasangannya punya utang atau baru tahu kalau pasangannya sandwich generation atau boros. Jadi dari awal tidak open.

Yang kedua itu bisa jadi karena beda perspektif dan beda ekspektasi. Misal, cowoknya ini cuek banget. Sementara si cewek mikir masalah keuangan harus dipikir berdua. Apalagi kalau perempuan background-nya bukan keuangan. Hal itu ditambah ketika komunikasinya deadlock. Masalah keuangan ditambah masalah komunikasi. Kemudian ini yang sering banget jadi ribut. Yang satu ngerti investasi, yang satu enggak ngerti. Terus yang satu rugi, yang satunya ribut.

Apakah kedua pasangan harus bekerja mengingat kondisi sedang resesi?

Kalau aku memang tipikal realistis. Jadi, kalau memang income-nya kurang, ya perlu nambah. Pasangannya bisa bantu, ya bagus. Tapi bukan masalah benar atau enggak, harus dan tidak, tapi itu sesuatu yang bisa diobrolkan. Misal cowok income-nya tidak bermasalah, tapi perempuan masih ingin kerja karena passion, ya enggak masalah.

Bagaimana cara terbaik menyiapkan dana darurat bagi pasangan baru?

Kalau dana darurat itu aku selalu menyarankan untuk setiap orang memiliki dana darurat sebelum menikah. Seenggaknya enam kali pengeluaran bulanan karena kalau perempuannya juga punya dana darurat, ketika menikah, mereka tidak mulai dari nol.

Tapi, ketika mereka tidak punya dana darurat ketika menikah, misal income-nya Rp10 juta, pengeluarannya Rp5 juta, berarti dana darurat Rp45 juta. Berarti berapa yang harus disisihkan setiap bulan untuk dapat Rp45 juta. Itu kan jadi berat. Kalau income-nya Rp10 juta, pengeluarannya Rp8 juta, lebih berat lagi. Maka walaupun berat, ada strateginya. Penambahan income-nya untuk dana darurat dulu. Kalau aku saranin paling gampang pakai rekening tabungan, masukkin deposito. Atau bisa beli logam mulia, bisa beli emas digital atau emas fisik. Terakhir, reksa dana pasar uang paling simpel.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: