Tak ingin kesuksesan hanya menjadi miliknya, Rayndra pun sering turun ke desa-desa untuk memberi pelatihan bertani dan beternak sederhana guna menambah pendapatan keluarga. Dia mengajak kaum milenial, mulai dari duta bahasa, duta pariwisata di Kabupaten Magelang untuk terlibat menjadi bagian PKK Milenial dan ikut memberdayakan masyarakat.
Rayndra mengatakan dirinya mengajak kaum muda kembali ke usaha pertanian, yang identik dengan desa. Sebab, omzet di sektor pertanian dan peternakan besar, bisa Rp100-Rp250 juta per bulan karena tidak banyak orang yang melirik usaha ini. Ia pun bersedia membimbing dan membantu modal anak muda yang punya proposal bagus di bisnis pertanian.
"Anak muda masih malu berusaha di sektor pertanian dan peternakan. Petani di bawah 25 tahun di desa-desa semakin jarang dan ini krisis. Saya sudah membuktikan dari pertanian saya bisa menjadi wirausaha sukses," tegas Rayndra.
Saat ini, Rayndra dan kedua rekannya sedang fokus membuat rumah akikah yang dipadukan dengan coffee shop agar pembeli merasa nyaman saat memilih hewan kurban. Selain itu, dia juga sibuk menyiapkan inkubasi bisnis pertanian di kawasan Secang, yang akan dimanfaatkan untuk pembelajaran kewirausahaan bagi masyarakat segala usia.
Kesuksesan Rayndra merupakan bukti nyata ungkapan Menteri Pertanian SYL bahwa pertanian di seluruh dunia menghadapi permasalahan yang sama, yaitu semakin kurangnya petani muda yang mau turun di sektor pertanian.
"Dengan kemudahan teknologi dan daya kreativitas yang tinggi dari generasi milenial, peluang menjadi wirausaha sektor pertanian terbuka lebar. Pertanian merupakan sektor yang tidak akan pernah mati. Jangan ragu dan jangan malu menjadi petani, pertanian ini keren dan menghasilkan," tegas Mentan SYL.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti