Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Bank of America, Perbankan Terkaya Kedua di AS Berumur 2 Abad Lebih

Kisah Perusahaan Raksasa: Bank of America, Perbankan Terkaya Kedua di AS Berumur 2 Abad Lebih Kredit Foto: Reuters/Shannon Stapleton

BofA sempat menderita setelah ditinggal pendirinya pada 1932. Ketika ini, simpanan bank menyusut menjadi 876 juta dolar AS dari yang tertinggi di angka 1,16 miliar dolar pada 1930. Tidak ada dividen yang dibayarkan tahun itu, untuk pertama kalinya sejak 1905. 

Kehadiran Giannini sepertinya merupakan hal yang tepat. Pada 1936, BofA adalah lembaga perbankan terbesar keempat di AS (dan bank tabungan terbesar kedua) dan asetnya telah tumbuh menjadi 2,1 miliar dolar AS.

Bank terus berinovasi dengan melakukan serangkaian pinjaman baru yang disebut pinjaman angsuran Timeplan. Timeplan mencakup pinjaman real estat, pembiayaan mobil baru dan bekas, pinjaman kredit pribadi dari 50 hingga 1.000 dolar AS, pembiayaan peralatan rumah tangga, dan pinjaman perbaikan rumah, semua yang pertama di industri.

Awal dari kehancuran terjadi pada 1937, ketika Federal Reserve melakukan upaya pertamanya untuk memaksa Transamerica dan BofA untuk berpisah.

img-giannini-sanfrancisco-earthquake-600px.jpg

Perang Dunia II membawa pertumbuhan yang luar biasa bagi BofA. Ketika orang-orang dan bisnis berbondong-bondong ke California selama perang, ukuran bank menjadi lebih dari dua kali lipat. Pada 1945 dengan aset 5 miliar dolar AS, ia melewati Chase Manhattan untuk menjadi bank terbesar di dunia.

Giannini menghadapi kematiannya pada 1949. Setelah itu, menurut Businees Week, Giannini adalah salah satu tokoh bankir paling inovatif di perbankan pada abad ke-20.

Dia digantikan sebagai presiden Transamerica oleh putranya, Lawrence Mario, yang sudah lama menjadi pejabat tinggi di bank, yang melanjutkan tradisi ayahnya. Sayangnya, pada 1952, Lawrence Mario meninggal karena masalah kesehatan

Menyusul kematian para Giannini, BofA perlahan-lahan pulih. Pimpinan baru, Clark Beise menjalankan strategi desentralisasi operasi. Langkah ini berarti mendorong manajer cabang untuk memikul lebih banyak tanggung jawab untuk cabang mereka sendiri. Pendekatan ini membuahkan hasil dengan pertumbuhan yang luar biasa, sehingga per 1960, total aset mencapai 11,9 miliar dolar AS. 

Pada 1959, BofA menjadi bank pertama yang mendanai perusahaan investasi usaha kecil. Itu juga bank AS pertama yang mengadopsi pencatatan elektronik dan terkomputerisasi. Dengan begitu sejak 1961, operasi sepenuhnya terkomputerisasi. 

Program baru lainnya termasuk pinjaman mahasiswa, rencana pinjaman dan simpanan karyawan yang memungkinkan para pekerja melakukan transaksi bisnis bank melalui kantor mereka (sebagai tanggapan terhadap meningkatnya persaingan dari serikat kredit). Kartu kredit pertama yang berhasil, BankAmericard, pendahulu Visa.

BA-Card-Ad-1964-A.jpg

Akhirnya, pada 1957, Federal Reserve memaksa Transamerica untuk berpisah dari BofA, sebuah peristiwa yang telah diantisipasi oleh kedua perusahaan tersebut.

Usai berpisah, BankAmerica Corporation didirikan pada 1968 sebagai perusahaan induk untuk memegang aset BofA N.T. & S.A. BofA menjadi perusahaan besar pertama di California yang menandatangani pernyataan kesetaraan ras dalam perekrutan pegawai. Pada saat itu, BofA memiliki lebih dari 3.500 karyawan minoritas. Bank juga menanggapi keluhan dari kelompok perempuan dengan menciptakan dana 3,8 juta dolar AS untuk melatih karyawan perempuan pada 1974, dan menetapkan target 40 persen-tenaga kerja perempuan.

Pada 1970, BofA telah membentuk dana pinjaman 100 juta dolar AS untuk perumahan di daerah yang dilanda kemiskinan. Selain itu, bank juga membeli obligasi kota yang tidak akan disentuh oleh bank California lainnya. Langkah ini sesuai dengan  tradisi yang diwariskan Giannini. 

Aset BofA melonjak sekitar 50 persen antara 1973 dan 1975. BofA juga menjadi satu-satunya dari 20 bank terbesar AS yang rerata pertumbuhannya 15 persen sejak 1971 hingga 1978. Ini adalah lonjakan luar biasa dan tak terhentikan bagi perusahaan. 

Pemimpin baru, Samuel Armacost duduk di kursi utama BofA pada 1981. Di tahun ini pula, aset perusahaan lagi-lagi melonjak menjadi senilai 112,9 miliar dolar AS. 

gbFph.jpg

Sayangnya di dekade 1980-an ini, angin besar menerpa kokohnya BofA. Pinjaman energi, pinjaman pengiriman, pinjaman pertanian (BofA adalah pemberi pinjaman pertanian terbesar di dunia) dan pinjaman ke negara-negara dunia ketiga semuanya mulai macet. Tiba-tiba, bank terbesar di dunia tidak punya uang. Ia bahkan tidak dapat meningkatkan modal di pasar saham karena harga sahamnya telah anjlok pada saat sebagian besar saham bank naik.

Armacost memulai kampanye umum untuk memangkas biaya. Bank tersebut melepaskan sepertiga dari 3.000 klien korporatnya, menjual anak perusahaan dan gedung kantor pusatnya, menutup 187 cabang, dan mulai memberhentikan karyawan, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: