Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: Gaya Pemimpin Represif Tak Dikenal di Tangsel

Pengamat: Gaya Pemimpin Represif Tak Dikenal di Tangsel Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Lukman mengatakan, Saras sebagai calon wakil walikota, mantan anggota DPR, bahkan punya jabatan tinggi di partai sebagai wakil ketua umum, seharusnya sadar jika masyarakat akan menelusuri rekam jejaknya. Medianya bisa beragam, mulai dari pemberitaan di media massa, juga melalui saluran media sosial termasuk menelusuri dokumen yang tayang di akun sosmed pribadi yang open atau bisa diakses publik.

Sebagai calon pejabat publik, Mba Saras itu tentu saja menarik perhatian masyarakat untuk mencari tahu bagaimana karakter aslinya, apakah sesuai yang dicitrakan di hadapan media, atau berbeda 180 derajat. Dengan semakin berkembangnya teknologi, masyarakat tentu dengan sangat mudah mengakses media sosial milik pejabat publik, tentu catatannya yang bisa diakses tidak privat. 

"Kalau akun media sosialnya dikunci atau menjadi privat, pasti publik tidak bisa mengakses," ujar Lukman. 

Karenanya, Lukman mengingatkan, seorang pejabat publik harus menjaga dan memberikan keteladanan bagi masyarakat. Jika masyarakat melihat karakter berbeda antara yang dicitrakan dengan kehidupan pribadinya, maka beragam kritik akan bermunculan. 

"Kritik dan tanggapan negatif tentu reaksi yang tak bisa dibendung. Hanya saja bagaimana respons untuk menanggapi kritik tersebut yang bisa menunjukkan karakter seseorang," ujar Lukman. 

Ke depan, Lukman berharap setiap kritik yang disuarakan masyarakat, apalagi warga Tangsel, tak lantas direspon dengan pendekatan hukum, apalagi muaranya adalah jerat pidana. Menurut Lukman, pendekatan yang lebih bersifat persuasif, dialog juga kekeluargaan lebih bisa memberikan pendidikan kepada masyarakat. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: