Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak yang Unggulkan Trump, Bursa Taruhan Diramalkan Rugi Besar-besaran

Banyak yang Unggulkan Trump, Bursa Taruhan Diramalkan Rugi Besar-besaran Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tom Brenner
Warta Ekonomi, Washington -

Bursa taruhan ternyata lebih memfavoritkan Presiden Donald Trump akan memenangkan Pemilu Amerika Serikat (AS) 2020 dibandingkan Joe Biden dari Partai Demokrat. Data tersebut berdasarkan dari Reuters melansir dua agregator bursa judi.

Para pemain judi di Betfair di Inggris memberikan dukungan kepada Trump sebesar 60% lebih besar untuk memenangkanpemilu presiden AS. Itu mengalami kenaikan 39% dibandingkan pembukaan awal pada Selasa pagi waktu setempat.

Baca Juga: Jika Menangi Pilpres, Biden Akan Langsung Bentuk Tim Penanganan Covid-19 Berbeda

Para pendukung Biden di bursa taruhan di Betfair Exchange menurun hingga 40% dari 61% sebelumnya.

“Trump mengalahkan Biden secara signifikan berdasarkan pilihan dan kini dalam posisi utama. Ini menjadi malam paling mengkhawatirkan karena Biden terus memimpin,” kata juru bicara Betfair, Sam Rosbottom.

Bursa taruhan Smarkets Exchange memberikan taruhan besar kepada Trump sebesar 65% dibandingkan 39% saat pembukaan. Dukungan bagi Biden turun 35% dibandingkan awal pembukaan mencapai 61%.

“Bursa taruhan pemenang pemilu AS dipegang Trump karena dia menguasai negara bagian penting seperti Florida,” kata analis politik di Smarkets, Patricks Flynn. 

Flynn mengatakan Florida memang bukan negara bagian yang menang bagi Biden. “Biden sangat krusila bagi Pennsylvania, Michigan dan Wisconsin,” katanya.

Sebelumnya melansir betfair.com, perusahaan judi online asal Inggris, uang judi untuk taruhan fokus padapemilu Inggris dan bisa memecahkan rekor dibandingkan lomba pacuan kuda Grand National pada 2019 atau pertarungan Conor McGregor dan Floyd Mayweather. 

Berbeda dengan analis politik, para penjudi lebih besikap hati-hati dalam menentukan pilihan. Mereka umumnya juga tidak percaya dengan polling dengan validitasnya. Mereka menyakini kalau polling yang lebih menjagokan Biden mengalami biasa hingga 5%.

"Memang sangat sulit memprediksi, khususnya tentang masa depan," kata filosof Yogi Berra.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: