Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Habib Rizieq Tawarkan Syarat untuk Rekonsiliasi dengan Pemerintah

Habib Rizieq Tawarkan Syarat untuk Rekonsiliasi dengan Pemerintah Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyinggung peluang rekonsiliasi dengan pemerintah. Dia mengaku bersedia asal pintu dialog dibuka dan menyetop kriminalisiasi terhadap ulama.

Habib Rizieq menegaskan, tidak mungkin sebuah rekonsiliasi bisa berjalan jika pintu dialog tak dibuka sama sekali. Menurut Habib Rizieq, hingga kini tak ada dialog yang dibuka sama sekali oleh pemerintah.

Baca Juga: Habib Rizieq Pernah Masuk Red Notice, Polri: Saya Baru Dengar

"Tidak ada rekonsiliasi tanpa dialog, dialog itu penting, sudah dan enggak boleh penguasa itu tangkap kanan tangkap kiri, kriminalisasi sudah engga boleh," ujar Habib Rizieq sebagaimana dilihat dalam YouTube Front TV, Kamis (12/11/2020).

Habib Rizieq mengaku sudah menawarkan pintu dialog dengan pemerintah sejak Januari 2017. Ketika itu, pascaaksi 212 pada 2016 kemudian ada tabligh akbar di Masjid Istiqlal. "Bicara soal pintu dialog sudah pernah saya sampaikan saat tabligh akbar di Masjid Istiqlal sebelum Pilkada DKI setelah Aksi 212 di 2016 dan di Januari (2017) kita buat aksi 121," bebernya.

Sayangnya, menurut pentolan FPI itu, pemerintah tak memberikan dialog untuk rekonsiliasi. Namun, malah ada beberapa tindakan yang menurutnya adalah kriminalisasi terhadap ulama. Habib Rizieq mengaku siap berdialog dengan pemerintah. Namun dengan catatan, tak ada lagi kriminalisasi terhadap ulama di Indonesia.

"Setop dulu kriminalisasi, tunjukan dulu niat baiknya. Kalau mau dialog dan rekonsiliasi ahlan wa sahlan, kita siap dialog dan damai kita siap hidup tanpa kegaduhan. Tapi bebaskan ulama, habib dan bebaskan dulu para tokoh kita masih banyak ulama menderita," tegasnya.

Habib Rizieq bahkan memaparkan beberapa ulama dan aktivis yang masih ditahan. Mulai dari Abu Bakar Baasyir hingga Habib Bahar bin Smith.

"Bebaskan dulu para tokoh kita, masih banyak ulama kita yang saat ini menderita di penjara. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib Bahar bin Smith, bebaskan dulu Doktor Syahganda Nainggolan, bebaskan Bapak Anton Permana, bebaskan Jumhur Hidayat, bebaskan dulu. Bebaskan buruh, mahasiswa, bebaskan para pendemo, bebaskan pelajar yang saat ini memenuhi ruang-ruang tahanan," katanya.

Selain itu, menurut Habib Rizieq seharusnya pemerintah senang apabila terdapat kritikan dari beragam pihak. Dengan begitu, para pengkritik bisa menyampaikan saran mereka. "Para pengkritik umumnya punya solusi. Pelajari, kalau solusi itu baik terima, kalau tidak baik sampaikan di mana tidak baiknya. Selesai tidak perlu ada kegadugan tingkat nasional," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: