Gara-gara itu pula, dua kapolda, Jawa Barat dan Metro Jaya dicopot dari jabatannya, karena dianggap tidak mampu mencegah kerumunan massa dan melanggar pelaksanaan protokol kesehatan.
Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI), Awit Mashuri menyayangkan pencopotan dua kapolda gara-gara acara Maulid Nabi di Markas FPI Petamburan. Ia mengatakan soal kerumunan orang di masa pandemi COVID-19 ini sebenarnya bukan hanya di Petamburan.
Ia juga menolak klaim angka COVID-19 naik gara-gara acara maulid di Petamburan. Menurutnya, di tempat lain juga banyak terjadi tapi tidak terjangkau pemerintah dan tidak disanksi apapun.
"Jangan dilemparkan ke Petamburan. Apa mentang-mentang ini FPI, ini Habib Rizieq," ujarnya.
Lebih lanjut, Awit menyoalkan, konsistensi pemerintah dalam mencegah kerumunan di masa pandemi COVID-19. Sebab, ada ratusan daerah sedang menggelar pilkada dan itu berpotensi menimbulkan kerumunan massa.
"Saya mau lihat nanti kalau pilkada diadakan, ada kerumunan di pilkada, ini siapa yang bertanggung jawab? Presiden? Menkopolhukam? Kapolri atau siapa?" kata Awit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat