Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ajengan Wawan Gunawan Abdul Wahid menyatakan bahwa orang yang bertemu dengan Rasulullah dalam mimpi merupakan anugerah dari Allah SWT.
Namun, ia mengatakan pengalaman tersebut tidak perlu disampaikan kepada publik lantaran dikhawatirkan menimbulkan pemahaman yang lain.
"Biasanya Muhammadiyah tidak membahas perihal yang seperti itu karena dikhawatirkan menimbulkan pemahaman yang lain. Bahwa misalnya itu terjadi, orang Muhammadiyah tidak terbiasa mengungkap hal itu," kata Wawan dalam keterangannya di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga: Massa Rizieq Datang Berbondong-bondong, Haikal yang Bermimpi Ketemu Rasulullah Buka-bukaan
Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga menjelaskan pertemuan seseorang dengan Rasulullah dalam sebuah mimpi merupakan pertanda dari penghayatan religius dan bagian dari kesadaran irfani.
Ia juga menuturkan bahwa ulama besar sekelas Ahmad Dahlan pasti pernah merasakan pengalaman tersebut. Namun dirinya memilih untuk tidak menyampaikannya kepada khalayak ramai.
"Tidak mungkin Ahmad Dahlan tidak mengalami mimpi tersebut. Siapa yang meragukan kesalehan beliau? Tapi beliau lebih memilih untuk diam dan tidak menceritakannya kepada siapapun," katanya.
Kalaupun seseorang pernah mengalami mimpi itu, kata Ajengan Wawan, bisa-bisa saja diceritakan. Hanya memang jika mencermati ulama-ulama Muhammadiyah, mereka tidak memiliki kebiasaan untuk mengumbar pengalaman tersebut.
Baginya, menahan diri untuk tidak menceritakan mimpi yang seperti itu merupakan satu sikap ketawadhuan.
"Ketika tidak menceritakan mimpi bertemu Nabi, itu itu bagian dari ketawadhuan, dirinya ingin memperkaya batin religiusnya," tambah Ajengan Wawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: