Elastisitas permintaan adalah istilah ekonomi untuk menggambarkan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga dari barang tersebut. Elastisitas harga digunakan oleh para ekonom untuk memahami bagaimana penawaran atau permintaan berubah mengingat perubahan harga untuk memahami cara kerja ekonomi riil.
Karena jumlah permintaan hampir selalu turun jika harga naik, elastisitas permintaan biasanya bernilai negatif, walaupun para ahli ekonomi kadang tidak menulis tanda negatif tersebut. Permintaan suatu barang dikatakan bersifat elastis jika elastisitasnya lebih besar dari 1, artinya kenaikan harga sebesar 1% menghasilkan penurunan permintaan yang lebih besar dari 1%.
Baca Juga: Apa Itu Elastisitas Penawaran?
Namun, ada beberapa barang yang sangat tidak elastis, artinya, perubahan harga tidak memengaruhi perubahan penawaran atau permintaan. Seperti orang perlu membeli bensin untuk pergi bekerja atau bepergian ke seluruh dunia, dan jika harga minyak naik, orang kemungkinan besar masih akan membeli bensin dalam jumlah yang sama.
Jika kuantitas yang diminta suatu produk menunjukkan perubahan besar sebagai respons terhadap perubahan harganya, hal itu disebut elastis. Jika kuantitas yang dibeli mengalami sedikit perubahan sebagai respons terhadap harganya, hal itu berarti tidak elastis.
Dengan kata lain, di dunia di mana orang-orang sama-sama menyukai kopi dan teh, jika harga kopi naik, orang tidak akan kesulitan beralih ke teh, sehingga permintaan kopi akan turun. Ini karena kopi dan teh dianggap sebagai pengganti yang baik satu sama lain.
Elastisitas permintaan juga dapat digunakan untuk memprediksi efek atau beban yang ditimbulkan oleh pajak terhadap barang tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: