Kabar Baik, COVAX Janji Edarkan Lebih dari 237 Juta Dosis Vaksin untuk Global
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sekitar 11 juta dosis vaksin Covid-19 melalui program Covax akan dikirimkan ke negara miskin dan berkembang pada pekan ini. Program Covax menargetkan pengiriman 237 juta vaksin ke 142 negara miskin dan berkembang pada akhir Mei.
Direktur Jenderal WHO Tedros Ghyebreyesus mengatakan, sejumlah negara seperti Angola, Kamboja, Kongo, dan Nigeria menerima vaksin yang dipasok oleh program Covax pada Selasa (2/3). Tedros mengatakan, sebanyak 624 ribu dosis vaksin Covid-19 tiba di Angola dan Afrika Selatan. Vaksin tersebut akan diprioritaskan untuk petugas kesehatan dan kelompok yang rentan.
Baca Juga: Program COVAX WHO Berjalan, Ghana dan Pantai Gading Jadi Penerima Dosis Pertama
Jadwal pengiriman vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca dan Institut Serum India akan dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama yakni pada Februari dan Maret, sedangkan gelombang kedua yaitu April dan Mei.
"Tenggat waktu ini bergantung pada berbagai faktor termasuk persyaratan peraturan nasional, ketersediaan pasokan, dan pemenuhan kriteria lain seperti rencana penyebaran dan vaksinasi nasional yang divalidasi," ujar Tedros, dilansir Anadolu Agency, Rabu (3/3).
Covax adalah program yang didukung oleh WHO dan aliansi vaksin GAVI, untuk menyediakan vaksin bagi negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah. Tedros mengatakan, pandemi virus korona telah mengubah cara dunia menanggapi keadaan darurat kesehatan.
"Ketika pandemi Covid-19 meletus tahun lalu, kami tahu bahwa vaksin akan menjadi alat penting untuk mengendalikannya," kata Tedros.
CEO Gavi Seth Berkley mengatakan, melalui pendanaan yang tepat, maka program Covax dapat menjangkau seluruh kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. Covax menargetkan dapat membeli sekitar 1,8 miliar dosis vaksin pada 2021.
"Untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, 500 juta dosis lebih banyak dari yang kami rencanakan untuk dicapai akhir tahun lalu," ujar Berkley.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto