Demonstrasi Berdarah Mencekam, Peluru Tajam Polisi Tewaskan 9 Pedemo Myanmar
Kantor berita Myanmar Now menyebutkan, pasukan keamanan juga telah menahan sekitar 300 pengunjuk rasa di Yangon. Video yang diunggah di media sosial menunjukkan barisan kaum muda, dengan tangan di belakang kepala, masuk ke dalam truk militer.
Pihak berwenang di Myanmar mendakwa jurnalis Associated Press, Thein Zaw, dan lima personel media lainnya. Thein Zaw (32 tahun) ditahan pada Sabtu pagi di Yangon. Mereka ditahan saat meliput aksi lalu didakwa karena melanggar undang-undang ketertiban umum yang dapat membuat mereka dipenjara hingga tiga tahun.
1/ Our reporter on Baho Road today describes it as an ebb and flow battle between police and protesters. Police are regularly advancing up Baho Road from the Bagayar intersection, and protesters immediately retreat into small streets. #WhatsHappeningInMyanmar pic.twitter.com/x8nwgQEuSf
— Frontier Myanmar (@FrontierMM) March 3, 2021
Dalam kudeta 1 Februari, militer menahan ketua partai National League for Democracy (NLD), Aung San Suu Kyi dan Presiden Myanmar Min Myint. Kudeta dilakukan dengan dalih ada kecurangan dalam pemilihan umum November lalu. Pemilu tersebut dimenangkan oleh NLD.
Kekerasan ini terjadi sehari setelah para menteri luar negeri dari perhimpunan bangsa Asia Tenggara atau ASEAN menyerukan Myanmar menahan diri. Indonesia sendiri menyerukan pembebasan tahanan politik Myanmar dan mendorong Myanmar membuka diri.
"Memulihkan demokrasi kembali ke jalurnya harus dilakukan," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Selasa. "Indonesia menggarisbawahi bahwa keinginan, kepentingan, dan suara rakyat Myanmar harus dihormati."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: