Kekhawatiran Terbaru Myanmar: Kudeta Militer Diprediksi Jadikan Negara Gagal
Junta militer kehilangan kendali
Setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab di Jakarta, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pada hari Rabu (7/4/2021) saat ini Inggris dan masyarakat internasional tengah berupaya keras menyelesaikan krisis Myanmar.
Negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia sudah terlebih dahulu memberlakukan atau memperketat sanksi terhadap para jenderal dan jaringan monopoli bisnis pejabat militer Myanmar.
Rusia yang menunjukkan dukungan kepada dewan militer yang berkuasa di Myanmar pada hari Selasa (6/4/2021) mengatakan, Barat berisiko memicu perang saudara di negara itu dengan menjatuhkan sanksi pada junta militer.
"Faktanya, tindakan seperti itu berkontribusi mengadu domba satu pihak dengan pihak lainnya dan mendorong rakyat Myanmar menuju konflik sipil skala penuh," kata Kementerian Luar Negeri Rusia, dikutip oleh kantor berita Interfax.
Uni Eropa sedang bersiap untuk menjatuhkan sanksi kolektif pada militer Myanmar dengan menarget kepentingan bisnisnya, kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian di Paris.
"Kami akan menambahkan sanksi ekonomi di seluruh negara Uni Eropa... terhadap entitas ekonomi yang terkait dengan tentara Myanmar sehingga (sanksi) dapat diterapkan dengan sangat cepat," kata Le Drian kepada anggota parlemen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: