Setahun lebih berlalu, namun drama panjang pandemi Covid-19 belum juga usai. Meski begitu, kehidupan perekonomian dan kegiatan masyarakat kembali berangsur pulih.
Gencarnya pelaksanaan vaksinasi tampaknya mulai terbukti menjadi angin segar untuk mengembalikan kondisiberangsur-angsur seperti sediakala. Hal ini mendulang optimisme meski ikhtiar penanganan harus terus berjalan.
Jumlah pasien positif mulai menurun, baik di Jakarta, maupun di kota-kota lainnya, salah satunya kota Bogor, Jawa Barat. “Covid di Bogor relatif terkendali, puncaknya 6 Februari lalu 187 kasus per hari sekarang rata-rata di bawah 50,” ujar Walikota Bogor Bima Arya dalam program Ngobrol Bareng Gus Miftah, Jakarta, Jumat (9/4/20210.
Baca Juga: Mas Bima Arya Ngamuk Sejadi-jadinya Dengar Ocehan Habib Rizieq: Iyalah Dituding Berkhianat..
Terkenal memiliki gaya yang unik dalam penerapan protokol kesehatan di kotanya, Bima Arya kerap membuat terobosan seperti penerapan ganjil genap bagi kendaraan bermotor baik roda dua atau roda empat, hingga mendirikan rumah sakit lapangan untuk menampung para pasien Covid-19.
“6 Februari puncak paling tinggi, sempet agak ketar ketir karena rumah sakit penuh semua tapi kemudian kita tambah ruangan isolasi di rumah sakit dengan mendirikan rumah sakit lapangan,” ujarnya.
Baca Juga: Balas Keras Ocehan Habib Rizieq, Bima Arya: Saya Akan Bongkar Sejadi-jadinya...
Terkait eksepsi HRS (Habib Rizieq Shihab) yang menuding Walikota Bogor Bima Arya yang menimbulkan kehebohan terkait kondisi kesehatannya saat dirawat di RS Ummi, orang nomor 1 di Kota Hujan ini pun angkat bicara.
Merespons hal itu, Bima Arya mengutarakan penyebab dari permasalahan tersebut, “Kalau kemudian langsung heboh ribut dan sebagainya, ini menurut saya karena saat itu rumah sakit tidak kooperatif. Tidak ada urusan personal,tidak ada urusan politik, tidak ada urusan kepentingan apapun ini murni penegakan protokol kesehatan”.
Menanggapi hal tersebut Gus Miftah pun berujar,“ Kalau benar-benar berprestasi jangan harap untuk dipuji. tapi kalau salah siap dicaci maki”.
“Sabar itu memang capek, sabar itu memang sakit, tapi percayalah sabar akan berbuah manis pada waktunya,” lanjut pendiri Pesantren Ora Aji, Yogyakarta ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: