Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Doni Monardo dan Mama Nona Bahas Warisan Baba Akong

Oleh: Egy Massadiah, Tenaga Ahli Bidang Media BNPB

Doni Monardo dan Mama Nona Bahas Warisan Baba Akong Kredit Foto: BNPB

Niscaya, kehadirannya akan lestari hingga zaman berganti. Mirip seperti keberadaan Gereja Santo Ignatius Loyola atau Gereja Tua Sikka yang terletak di Kampung Sikka, sebuah desa eksotis di garis pantai selatan Kota Maumere. Gereja itu dibangun oleh pastor berkebangsaan Portugis, JF Engbers D'armanddaville pada 1893.

Pembangunannya dibantu oleh Raja Sikka Joseph Mbako Ximenes da Silva. Bangunan gereja ini merupakan hasil rancangan Pastor Antonius Dijkmans, arsitek yang juga ikut mendesain Gereja Katedral Jakarta.

Baca Juga: Kisah Startup: Ula, Pemasok 2.500 Warung yang Dapat Dana Puluhan Juta

Begitu bersejarahnya gereja tua tadi sehingga menarik perhatian mendiang Paus Yohanes Paulus II untuk datang ke Maumere, pada 10 November 1989. Tentu saja, kehadiran Paus Yohanes Paulus II menjadi berkat yang mendatangkan kegembiraan bagi seluruh masyarakat Flores.

Tak ayal, warisan Hutan Mangrove Baba Akong pun demikian. Atas nama pelestarian alam. Atas nama upaya vegetasi serta mitigasi kebencanaan, kerja panjang me-mangrove-kan Pantai Ndete oleh Babah Akong adalah sebuah masterpiece warga Sikka.

Terlebih, berkat mangrove sudah dirasakan masyarakat banyak. Berkat hutan mangrove itu pula, masyarakat kini bisa mendapatkan kepiting, lele laut, dan udang.

Doni juga mengagumi cara pandang Baba Akong terhadap alam. Dalam sebuah wawancara, Baba Akong menyampaikan, "Kita tidak boleh lari dari alam. Kita harus dekat dengan alam. Yang harus kita ubah itu cara kita memperlakukan mereka."

Doni Monardo sendiri, punya slogan, "Kita jaga alam, alam jaga kita". Klop.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: